KEPUASAN KERJA
Sumber daya manusia berkontribusi besar dalam membangun perusahaan agar dapat bersaing dan mengungguli para pesaingnya di pasar saat ini. Untuk tetap kompetitif dan unggul dari para pesaingnya, para pelaku bisnis membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan antusias dalam menjalankan semua tugas dan kewajiban perusahaannya.
Karyawan yang terlatih dengan baik adalah aset terpenting karena mereka adalah kunci kesuksesan masa depan suatu bisnis  dan melalui merekalah sebuah bisnis akan tumbuh, berkembang, dan bersaing dengan para pesaingnya. Dengan demikian, kesuksesan perusahaan dapat diukur dari kemampuan manajemennya dalam mengoperasikan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusianya.
Bahkan program orientasi yang paling komprehensif pun tidak menjamin karyawan dapat segera melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan memuaskan. Ini berarti bahwa karyawan, terutama karyawan baru, memerlukan pelatihan yang relevan dengan tugas yang diberikan kepada mereka. Bahkan karyawan berpengalaman pun harus terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya.
Terkait dengan lingkungan pekerjaan, penulis melakukan pre-riset dengan cara menyebarkan angket kuesioner sebanyak 13 pernyataan  dengan jumlah sampel total sebanyak 24 orang responden dengan tujuan untuk melakukan penelitian. Berdasarkan jawaban pernyataan responden yang diterima dalam angket kuesioner pre-riset yang disebarkan, terdapat total 325 pernyataan dari 24 responden yang masing-masing menjawab 13 pernyataan. Hasil jawaban kuesioner yang disebarkan dari 24 orang responden bisa dilihat dalam diagram berikut:
Berdasarkan diagram di atas, 49,54 % responden setuju dengan pernyataan tentang kepuasan kerja. 48% sangat setuju dengan pernyataan tentang kepuasan kerja. Sisanya 2,46% responden menyatakan keraguan tentang gagasan tentang kepuasan kerja.
Menurut Sajangbati (2013) dan Hartono & Siagian (2020), kepuasan kerja mengacu pada cara pandang individu terhadap pekerjaannya, baik positif maupun negatif. Kepuasan kerja adalah komponen penting dari setiap organisasi atau bisnis. Kepuasan dalam bekerja mempengaruhi kematangan psikologis seorang karyawan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan suka terhadap pekerjaannya, sehingga menimbulkan gairah dan semangat kerja, yang dapat menghasilkan prestasi yang lebih luar biasa baik bagi karyawan maupun perusahaan.
Menurut Abuhashesh et al. (2019) dalam (Dziuba et al., 2020), kepuasan kerja dikaitkan dengan produktivitas, motivasi, prestasi kerja, dan kepuasan hidup, termasuk kepuasan pribadi. (Javed et al., 2014) dalam penelitiannya menyebutkan sejauh mana seseorang menikmati pekerjaannya memiliki korelasi langsung dengan tingkat kepuasan kerja mereka. Kepuasan kerja karyawan diekspresikan dalam cara mereka merasa tentang pekerjaan mereka. Sikap yang berhubungan dengan karir dan kriteria khusus seperti pendapatan, stabilitas, keamanan kerja, stabilitas kerja, peluang kemajuan, evaluasi pekerjaan yang adil, serta hubungan sosial mempengaruhi kepuasan kerja.
(Monica Wuisan et al., 2021) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai "pekerjaan yang menantang, penghasilan yang layak, kondisi kerja yang mendukung, mitra kerja, dan kesopanan pribadi untuk bekerja". Kepuasan kerja adalah ketika seseorang merasa nyaman dengan pekerjaannya dan menikmatinya berdasarkan pengalaman yang dilalui seseorang.
Karyawan yang kurang memiliki kepuasan kerja dapat berakibat terhadap kondisi mental atau psikis seorang pegawai, seperti keinginan menghentikan masa kerjanya (turnover). Pekerja yang tidak puas tidak akan pernah mendapatkan pemenuhan psikologis, menurut Sitorus et al. (2020). Dalam titik-titik tertentu, sikap atau perilaku negatif akan muncul, yang mengakibatkan frustrasi.
Tingkat kepuasan kerja karyawan yang belum optimal di perusahaan dapat dilihat dari tingginya turnover karyawan. Berdasarkan survei yang dilakukan JobStreet.com terhadap 17.623 tahun 2014 karyawan koresponden di Indonesia mengenai kepuasan kerja, didapatkan hasil bahwa 73% karyawan tidak puas dengan pekerjaannya karena beberapa faktor. Di sisi lain, tingginya tingkat kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dari rendahnya turnover karyawan di perusahaan.
Society for Human Resource Management (SHRM) tahun 2020 melaporkan bahwa pergantian karyawan dan menggantinya dengan karyawan baru menghabiskan banyak uang. Biaya pergantian langsung bisa mencapai 50% hingga 60% dari gaji tahunan karyawan. Pada saat yang sama, total biaya penggantian dapat mencapai 90% hingga 200% dari gaji tahunan.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting bagi perusahaan sehingga perlu dikelola dan dimanage dengan tepat dan benar oleh perusahaan agar mereka dapat memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan dan juga agar mereka memiliki kepuasan dalam bekerja. Karena kepuasan kerja merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap sumber daya manusia dan perlu dijaga oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan target yang sudah di tetapkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H