Mohon tunggu...
syarif hamdani
syarif hamdani Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Bandung Siap Sambut La Nina: Tantangan dan Peluang Dalam Ekonomi, Lingkungan dan Kesehatan

4 November 2024   07:45 Diperbarui: 4 November 2024   08:07 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

La Nina, sebuah fenomena iklim yang sering dipandang sebagai kebalikan dari El Nio, sedang menuju Indonesia dan diperkirakan akan mulai terasa pada Agustus 2024. Fenomena ini disebabkan oleh pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur yang mengakibatkan pola angin dan cuaca berubah secara global, termasuk peningkatan curah hujan di wilayah tropis seperti Indonesia. Untuk kota Bandung yang sejuk dan dikenal dengan iklim sedangnya, La Nina membawa tantangan unik namun juga peluang di bidang lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

La Nina dan Tantangan Lingkungan

Di Bandung, yang terletak di dataran tinggi, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat mengakibatkan sejumlah dampak signifikan bagi lingkungan. Peningkatan curah hujan yang diprediksi sekitar 10--40 persen di atas normal ini akan membawa risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Kondisi ini sangat berisiko terutama di daerah pegunungan yang rentan erosi dan permukiman di sepanjang sungai yang sering kali mengalami banjir akibat sumbatan sampah.

Hujan yang terus menerus juga dapat menyebabkan pencemaran sumber air dan kualitas tanah yang kurang ideal bagi pertanian. Daerah-daerah pertanian di sekitar Bandung yang tidak dipersiapkan dengan sistem drainase yang baik berpotensi mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas lahan dan secara langsung berdampak pada ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengambil langkah mitigasi, seperti memperbaiki sistem drainase, mengamankan lahan-lahan pertanian, dan membersihkan aliran sungai dari sampah.

Namun, ada juga aspek positif dari curah hujan tambahan yang dibawa oleh La Nina. Bagi Bandung yang kerap mengalami masalah dengan pasokan air, fenomena ini dapat menjadi kesempatan untuk menambah cadangan air. Jika air hujan yang melimpah dikelola dengan baik melalui sistem penampungan atau sumur resapan, Bandung dapat meningkatkan cadangan air bersih untuk digunakan selama musim kering. Ini bisa menjadi momentum bagi Bandung untuk membangun infrastruktur penampungan air yang lebih efisien.

Dampak La Nina pada Kesehatan Masyarakat

Selain berdampak pada lingkungan, La Nina juga membawa risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Peningkatan curah hujan dan kelembapan yang tinggi menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan vektor penyakit, seperti nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab demam berdarah. Fenomena ini sering kali bertepatan dengan peningkatan kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah, chikungunya, dan malaria, terutama di wilayah tropis yang lembap seperti Indonesia.

Peningkatan curah hujan juga berpotensi menyebabkan banjir, yang sering kali mencemari sumber air bersih. Ketika air tercemar, risiko wabah penyakit seperti diare, tifus, dan kolera meningkat. Selain itu, lingkungan yang lembap meningkatkan risiko masalah pernapasan akibat pertumbuhan jamur dan bakteri yang tinggi di udara. Masyarakat yang tinggal di lingkungan padat dengan sirkulasi udara kurang baik dapat berisiko terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan alergi.

Dalam menghadapi La Nian, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan menjadi sangat penting. Menguras tempat penampungan air untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk, menjaga sanitasi sumber air, dan memastikan sirkulasi udara di rumah dapat mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan. Pemerintah daerah dan layanan kesehatan juga diharapkan proaktif menyediakan informasi dan layanan kesehatan yang diperlukan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah padat dan rentan.

Tantangan Ekonomi dan Peluang yang Hadir Bersama La Nina

Dari perspektif ekonomi, dampak La Nnia di Bandung menciptakan tantangan besar terutama bagi sektor pertanian dan bisnis lokal. Bagi petani, curah hujan berlebih bisa merusak tanaman dan lahan. Tanah yang jenuh air lebih rentan terhadap erosi dan mengurangi produktivitas lahan pertanian. Kerugian yang dialami petani bisa berdampak pada pasokan pangan di Bandung dan sekitarnya, serta mengakibatkan kenaikan harga yang membebani masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu, bisnis kecil dan usaha lokal yang rentan terhadap cuaca, seperti toko dan restoran di ruang terbuka, juga bisa mengalami penurunan pendapatan selama curah hujan tinggi yang berkepanjangan. Peningkatan biaya akibat kerusakan infrastruktur, jalan, dan bangunan akibat banjir dan longsor pun akan berdampak pada biaya operasional perusahaan lokal.

Namun, dengan persiapan yang tepat, La Nia juga bisa dimanfaatkan untuk keuntungan ekonomi di sektor lain. Di sektor pertanian, petani dapat mengadopsi sistem irigasi yang memanfaatkan air hujan sebagai sumber air tambahan. Pemerintah dapat mendukung petani dengan memberikan bantuan teknologi atau pelatihan tentang manajemen air yang efektif untuk menghadapi La Nia. Selain itu, bisnis yang bergerak di bidang kesehatan dan layanan kebersihan dapat memanfaatkan peningkatan permintaan layanan mereka selama periode ini.

Optimisme dalam Menghadapi La Nina: Momentum untuk Kolaborasi dan Inovasi

La Nina kali ini, meskipun diprediksi datang dengan intensitas lemah, tetap memerlukan kesiapan dan antisipasi. Optimisme bisa dibangun dengan pendekatan yang tepat, yaitu dengan kesiapan menghadapi kondisi iklim dan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik. Pertama, kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan untuk menjaga lingkungan tetap bersih, terutama dalam meminimalkan penumpukan sampah yang bisa menyumbat saluran air dan memperburuk risiko banjir.

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga sangat penting. Pemerintah perlu memimpin upaya mitigasi dengan meningkatkan infrastruktur penampungan air dan drainase serta memberikan edukasi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Pada saat yang sama, bisnis lokal dapat mengambil langkah adaptif dengan memperhatikan strategi operasional yang lebih fleksibel dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Di sisi lain, La Nina membawa peluang bagi Bandung untuk lebih memperhatikan kelestarian lingkungan. Dengan semakin seringnya perubahan iklim dan cuaca ekstrem, La Nina menjadi pengingat bahwa kita harus menjaga ekosistem yang sehat untuk meminimalkan dampak bencana alam. Penghijauan, pelestarian hutan kota, dan pengelolaan sampah yang lebih baik dapat berkontribusi dalam mengurangi risiko bencana dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Pesan Kesehatan dan Lingkungan untuk Warga Bandung

Menghadapi La Nina bukan hanya tentang persiapan fisik, tetapi juga kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan. Mengurangi potensi penyebaran penyakit melalui kebersihan, menjaga lingkungan sekitar tetap sehat, dan mengikuti anjuran kesehatan akan sangat membantu dalam meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh perubahan cuaca. Dengan upaya ini, warga Bandung tidak hanya bisa menghadapi La Nia dengan lebih tenang, tetapi juga turut berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan kualitas hidup bersama.

Secara keseluruhan, La Nina kali ini bisa menjadi peluang bagi Bandung untuk belajar beradaptasi dan menjaga keseimbangan antara pembangunan, kesehatan, dan pelestarian alam. Dengan optimisme dan persiapan matang, kita bisa menyambut La Nia bukan hanya sebagai tantangan, tetapi sebagai kesempatan untuk memperkuat ketahanan masyarakat, kesehatan publik, dan ketangguhan ekonomi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun