Mohon tunggu...
Syarifatunnisa Qothrunnada
Syarifatunnisa Qothrunnada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor

International Relations Student

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengupas Unsur Feminisme dalam Film Barbie 2023

27 Juli 2023   18:20 Diperbarui: 27 Juli 2023   18:38 3960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata Film Barbie yang baru tayang di bioskop sejak 21 Juli 2023 disebut memiliki pesan feminis yang cukup kuat lho. Grewig selaku sutradara memasukkan pengalaman feminin modern dalam film Barbie tersebut.

Film Barbie 2023 tentang bagaimana wanita diperlakukan dan dipandang di dunia sampai pada tingkat yang terkadang mengejutkan. Hal itu terlihat pada adegan ketika Barbie dan Ken keluar dari dunia Barbie, kemudian masuk ke dunia nyata untuk datang ke perusahaan Mattle.

karya Greta Gerwig ini bisa menjembatani citra buruk Barbie. Di saat bersamaan, juga mengupas segala persoalan perempuan dari A-Z lewat sosok Barbie yang dicap antitesis feminisme.

Sebelum kita kupas unsur-unsur feminisme dalam film barbie, alangkah baiknya kita memahami istilah feminisme terlebih dahulu, Feminisme adalah sebuah kata sifat yang berarti "kewanitaan" atau untuk menunjukkan sifat perempuan. Feminisme merupakan aliran pergerakan wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Gerakan dan ideologi yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender yang bernaung pada hak asasi manusia.

Feminisme dalam pendekatan ilmu hubungan internasional (HI) adalah istilah yang diberikan untuk karya-karya para peneliti yang berusaha mengangkat permasalahan gender ke studi akademik politik internasional. Dalam teori HI, perlu diketahui bahwa feminisme bercabang dari refleksionisme.

Kira-kira Apa saja yah unsur feminisme dalam film Barbie, simak poin berikut ini.

1. Film Barbie menunjukkan perempuan bisa menjadi apapun di Barbieland, apapun fisik dan ras mereka.

Jika dulu Barbie identik dengan sosok boneka berkulit putih dan berambut pirang, di film Barbie ditunjukkan keberagaman sosoknya. Tak hanya sosok yang beragam, pekerjaan para Barbie juga sangat mengesankan.

Ada Barbie kulit hitam yang menjadi presiden, Barbie berhijab yang menjadi hakim, dan Barbie berukuran plus size yang jadi wanita karier yang sukses!

2. Film Barbie menunjukkan perempuan saling mendukung

Di Barbieland, para Barbie yang notabene perempuan sangat mendukung satu sama lain. Maka ketika Barbie (Margot Robbie) ke dunia nyata dan menemukan jika kenyataan tidak seperti itu, ia sangat sedih.

Apalagi saat Sasha (Ariana Greenblatt) berkata, "Women hate women. And men hate women. It's the only thing we all agree on." Kata ini seolah menyadarkan kalau sesama perempuan terkadang sulit memberi pujian dan mendukung satu sama lain.

3. Film Barbie menunjukkan perempuan sering menjadi objek

Ketika Barbie (Margot Robbie) ke dunia nyata, ia kaget ketika mengunjungi tempat konstruksi pembangunan dan justru para pria yang ada di sana. Parahnya lagi, pria-pria ini mengeluarkan perkataan tak senonoh dan seksual pada Barbie.

"Men look at me like I'm an object, girls hate me," kata Barbie. Ini menunjukkan perbedaan mencolok ketika ia ada di Barbieland, di mana para Ken justru mendukung para Barbie.

4. Film Barbie menunjukkan ekspektasi mustahil dunia terhadap wanita

Sedikit spoiler, di akhir film, Gloria (America Ferrera) menyampaikan monolog powerful yang sangat mengena pada perempuan lainnya.

"It is literally impossible to be a woman. You are so beautiful, and so smart, and it kills me that you don't think you're good enough... I'm just so tired of watching myself and every single other woman tie herself into knots so that people will like us," ujar Gloria yang menandakan kalau dunia dan perempuan sendiri tuh punya ekspektasi berlebihan terhadap diri mereka sendiri.

Misalnya, sebagai ibu bekerja, perempuan dituntut harus bisa juga mengurus rumah dan mendidik anak. Atau jika menempati posisi tinggi seperti CEO, perempuan harus sempurna karena kalau salah sedikit saja langsung dituduh emosional.

Masih banyak contoh feminisme di film Barbie yang bisa kamu lihat, jadi tonton sendiri saja, ya!

Cuplikan Film Barbie/Foto: Warner Bros. Pictures 
Cuplikan Film Barbie/Foto: Warner Bros. Pictures 

Nah, setelah kita mengupas beberapa unsur feminisme dalam film barbie, perlu kita saring lagi nih tentang pengertian feminisme secara mendalam, apakah paham tersebut baik untuk kita terima atau tidak dalam kehidupan ini.

Di dalam paham ini kaum perempuan memiliki kesetaran (equal) sama dengan laki-laki, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, politik, bahkan dalam semua aspek kehidupan tanpa melihat kodrat dan fitrahnya. Di beberapa pembahasan lain paham ini juga diartikan dengan istilah kesetaraan gender atau gender equality.

Pandangan islam tentang kesetaraan gender yang merebak luas di kalangan masyarakat saat ini. Sejatinya, islam sudah lebih dulu menerangkan jika antara kaum laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama, yaitu sama dihadapan Allah SWT. Hal tersebut terangkum dalam firman Allah yang berbunyi:

"Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. Maka sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada mereka atas apa yang telah mereka kerjakan dengan balasan yang lebih baik." (QS. An-Nahl: 97).

Lalu apakah islam membenarkan paham feminisme? Lihat selengkapnya pada artikel berikut, paham feminisme dalam islam

pinterest/cnn.com
pinterest/cnn.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun