Mohon tunggu...
SYARIF ALI
SYARIF ALI Mohon Tunggu... Dosen - brief description

Pernah merasa hampa menjadi pejabat struktural yang dihampiri uang dan perlakuan hormat hanya karena jabatan yang disandang. Menjadi Dosen dan tetap mencintai Karate. Senang membaca karena ikut kebiasaan paman dan kakak membaca koran bekas pembungkus bumbu di kampung yang terpencil. Menulis untuk meninggalkan jejak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikut Jejak Jack Ma Pindah Karir, Bagaimana Akhirnya?

10 Juli 2023   21:59 Diperbarui: 10 Juli 2023   22:31 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.portal-islam.id/2014/11/terkaya-di-china-jack-ma-lebih-bahagia.html

Kedua, menulis. Nah, ini yang menjadi pembeda dengan dosen lain dengan gelar doktor dan profesor. Senang ketika tulisan dipublikasikan tapi juga tak terbantahkan sedih sangat ketika tulisan ditolak. Tapi menulislah..terus.

Ketiga, bersahabat dan berbagai rezeki dengan siapa saja. Petugas kebersihan, pengadministrasi, satpam, sesama dosen, dan pejabat kampus (ada yang baik dan ada juga yang silau dengan jabatannya sehingga bergaya birokrat).

Keempat, menjaga integritas sebisa mungkin menolak atau mengembalikan uang yang bukan milik kita. Tidak usah ngotot kalau tidak terpilih jadi ini itu atau kebagian sedikit, tertawakan saja nasib yang kurang beruntung itu. Namun kita perlu mengembangkan diri agar paling tidak diingat orang lain bahwa kita mempunyai 'kebisaan'.

Saya masih ingat nasehat Mario Teguh motivator dengan 'salam super' dalam acara 'Mario Teguh Golden ways' bahwa persiapkan diri untuk career switch kalau kita sudah merasa mau atau bahkan mulai menangis jika ingat pergaulan di kantor, sering marah-marah di rumah, murung, sakit-sakitan. 

Setiap orang tentu ingin hidup bahagia. Namun setiap orang memiliki tolak ukur kebahagiaan yang berbeda-beda, sehingga sulit menentukan satu faktor pasti yang bisa menjamin hidup yang penuh kebahagiaan.

Peneliti Harvard Habiskan 85 Tahun Teliti Kunci Kebahagiaan (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6813140/peneliti-harvard-habiskan-85-tahun-teliti-kunci-kebahagiaan), Ini Hasilnya:

Dari riset ini, tim peneliti menemukan bahwa resep bahagia ternyata bukan karier dan harta yang melimpah, melainkan hubungan positif yang dijalin dengan manusia lain.

Jadi jangan takut merubah haluan karir sejauh sesuai passion. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun