pendidikan di Indonesia semakin terfokus pada aspek akademik dan pencapaian nilai semata. Kurikulum yang terus-menerus berganti dan materi pelajaran yang semakin padat telah menyebabkan sekolah-sekolah lebih mengutamakan "kepintaran" daripada pembentukan karakter dan akhlak mulia bagi para peserta didik.
Dalam beberapa waktu terakhir, sistemFenomena ini tampak dari berbagai indikator, di antaranya:
- Persaingan akademik yang semakin ketat
Sekolah-sekolah berlomba-lomba meningkatkan nilai ujian dan peringkat akademik siswa, sehingga hampir seluruh waktu dan energi siswa dihabiskan untuk menghapal rumus, menghafal materi, dan berlatih soal-soal. Pembentukan karakter dan pengembangan potensi non-akademik terabaikan.
- Minimnya porsi pendidikan agama dan budi pekerti
Jam pelajaran untuk mata pelajaran di sekolah seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Kewarganegaraan semakin berkurang. Padahal mata pelajaran ini sangat penting dalam membentuk moralitas dan kepribadian yang baik.
- Orientasi orang tua dan masyarakat
Banyak orang tua dan masyarakat yang hanya menilai keberhasilan anak dari sisi akademik, seperti nilai rapor, peringkat, atau penerimaan di perguruan tinggi ternama. Mereka kurang memperhatikan aspek pembentukan karakter, kepribadian, dan kecerdasan emosional.
Kondisi ini sungguh memprihatinkan . Generasi yang cerdas secara intelektual tetapi miskin secara spiritual dan emosional akan lahir melalui pendidikan yang hanya berfokus pada pertumbuhan intelektual tanpa memperhatikan karakter dan akhlak .
Diperlukan paradigma baru dalam dunia pendidikan, di mana sekolah tidak hanya mencetak siswa yang pandai secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang luhur, sikap yang santun, dan akhlak yang mulia. Keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual harus menjadi tujuan utama dalam sistem pendidikan masa kini.
Hanya dengan cara ini, Indonesia dapat melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter kuat, berakhlak mulia, dan mampu membawa bangsa ini menuju kemajuan yang berkelanjutan.
Lalu bagaimana peran anak muda dalam menyikapi hal tersebut?
1. Menjadi contoh teladan
Sebagai generasi penerus, anak muda dapat menjadi teladan dengan menunjukkan kemampuan akademik yang baik sekaligus memiliki akhlak dan kepribadian yang luhur. Sehingga mereka dapat menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional/spiritual dapat berjalan selaras.
2. Aktif dalam kegiatan pengembangan diri