Mohon tunggu...
Syarifah NurKholidah
Syarifah NurKholidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang suka membahas tentang kepenulisan dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tata Ruang di Lantai 16 Perpustakaan Nasional: Upaya Untuk Menarik Perhatian Pengunjung

25 Juni 2023   22:21 Diperbarui: 25 Juni 2023   23:09 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini, perpustakaan semakin sepi seiring berkembangnya teknologi. Padahal, ia merupakan salah satu lembaga yang memberikan fasilitas berupa sumber literasi informasi untuk masyarakat luas. Menurut Affa Iztihana dan Mecca Arfa (2020), perpustakaan merupakan sarana yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bidang pendidikan. Tanpa adanya sarana penunjang pembelajaran, pendidikan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. 

Kemajuan suatu lembaga sangat membutuhkan adaptasi terhadap perkembangan informasi, seperti perpustakaan sebagai pusat sumber informasi. Hal tersebut mendorong perpustakaan untuk menyediakan tempat yang nyaman agar dalam proses pencarian informasi didapatkan suasana yang tentram. Salah satu faktor pendorong terciptanya suasana yang tentram adalah dengan memperhatikan kenyamanan tempat sehingga perpustakaan perlu memperhatikan tata ruang perpustakaan.

Elsy Wulandari dan Elva Rahma (2017) mengatakan bahwa tujuan dari penataan ruang perpustakaan yaitu agar dapat memaksimalkan pemanfaatan ruangan yang ada untuk memberikan suasana yang nyaman dan menarik. 

Penataan ruang ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan banyak aspek dan harus penuh kehati-hatian. Pengunjung akan merasa senang untuk mendatangi perpustakaan jika ruangan yang ada ditata dengan baik dan teratur sehingga perpustakaan tidak lagi dipandang sebagai tempat yang kaku.

Sejalan dengan itu, penulis melakukan observasi ke Perpustakaan Nasional yang berlokasi di Jakarta. Perpustakaan ini mempunyai 24 lantai dengan fungsi dan kegunaan yang tentunya beragam sehingga pembahasan yang disediakan per lantai juga berbeda-beda satu sama lain. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah lantai 16.

Di lantai 16 terdapat lukisan, foto, dan peta sebagai koleksi utama yang disediakan. Dari ketiga koleksi tersebut, hanya peta dan atlas yang bisa dipinjam untuk dilihat secara langsung di tempat dan tidak boleh dibawa pulang atau dibawa ke lantai lain. Untuk melihatnya, pengunjung dapat mendatangi meja sirkulasi, sedangkan foto dan lukisan hanya bisa dilihat dari yang sudah terpajang saja. 

Pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas komputer katalog OPAC untuk menelusuri katalog online Perpustakaan Nasional di area sirkulasi. Untuk katalog koleksi peta, hanya tersedia berupa katalog buku yang diletakkan di meja-meja besar sebelum masuk ke area pameran dan ruang baca.

Terdapat juga lukisan yang berukuran besar sehingga strategi peletakannya harus diperhatikan dengan baik, seperti memilih posisi strategi yang dapat menarik perhatian pengunjung. Dalam hal ini, direalisasikan dengan penempatan dua lukisan di sisi kanan dan sisi kiri meja sirkulasi yang berada di dekat pintu masuk agar pengunjung bisa langsung melihat lukisan tersebut ketika berjalan ke arah area pameran atau ruang baca. 

Tema dari lukisan yang saat itu penulis temukan yaitu membahas tentang keadaan masyarakat di pedesaan dan tarian tradisional yang dibawakan oleh beberapa wanita. Adapun tema dari lukisan yang dipamerkan biasanya berbeda setelah kurun waktu tertentu.

Sebelum memasuki area pameran foto dan peta, pengunjung disambut dengan meja yang terdapat bola globe sebagai ungkapan tersirat mengenai ucapan selamat datang unuk menelusuri koleksi yang disediakan. Lebih jauh masuk ke area pameran, koleksi foto dan peta ditempatkan dengan baik sehingga cocok sebagai spot foto yang estetik. Mayoritas dari koleksi yang ada berisi tentang hal-hal yang berbau sejarah kemerdekaan. 

Misalnya, terdapat banyak foto-foto Presiden Soekarno dan tokoh penting lainnya yang terlibat dalam momen penting menjelang kemerdekaan. Penjelasan mengenai kejadian di kala itu disertakan secara singkat di bawah koleksi foto yang dipamerkan. 

Foto-foto tersebut ditata rapi di meja yang biasanya diperuntukkan untuk pajangan dan ada juga yang terpajang di dinding kayu sebagaimana layaknya pameran. Penataan meja dilakukan dengan rapi dan memperhatikan jarak antara satu meja dengan meja lainnya agar pengunjung yang mengunjungi area itu tidak berdesak-desakan.

Di lantai ini, pengunjung tidak hanya bisa melihat-lihat jenis koleksi yang disediakan, tetapi juga terdapat ruang baca yang cukup luas. Ruang baca tersebut dapat digunakan sebagai alternatif pengunjung perpustakaan yang ingin mengerjakan tugas atau membaca buku di lokasi yang tidak terlalu ramai. Pilihan tempat duduk di ruang baca cukup beragam, yaitu untuk dua orang, empat orang, atau sederet kursi yang disusun secara memanjang jika pergi dengan banyak teman.

Jarak antara penempatan ruang baca dengan tempat koleksi lumayan jauh sehingga hal tersebut tidak mengganggu aktivitas pengunjung yang ada di ruang baca. Selain itu, terdapat fasilitas lain yang disediakan di lantai 16 berupa ruang diskusi berkapasitas 8 orang dengan dua meja, masing-masing satu meja terdapat empat kursi. Desain ruang diskusi cukup nyaman dan cocok untuk mengerjakan tugas kelompok karena ruangan tersebut bersifat tertutup dan terletak agak jauh dari area pameran dan ruang baca.

Menurut penulis, secara umum, tata letak fasilitas yang ada di lantai 16 sudah bagus dan cukup tertata dengan estetik, baik secara penempatan koleksi yang ada di area pameran serta pemilihan dan penempatan barang-barang seperti kursi, meja, dan lain sebagainya. Selain itu, penggunaan batik sebagai latar belakang di meja sirkulasi menambah kesan nasionalisme yang kuat berkaitan dengan koleksi yang disediakan. 

Hal tersebut menjadikan lantai 16 di Perpustakaan Nasional sebagai tempat untuk mempelajari koleksi budaya melalui foto, lukisan, peta, dan sebagai alternatif bagi pengunjung yang ingin mencari tempat nyaman untuk mengerjakan tugas atau sekadar membaca buku di ruang baca dengan didukung fasilitas yang telah disediakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun