Tangerang – Sejumlah komoditas pangan di Kota Tangerang, Banten, mengalami kenaikan harga menjelang Idul Adha. Harga cabai rawit mencapai Rp 58.000 per kilogram, bawang merah naik menjadi Rp 48.000 per kilogram, dan harga bawang putih melonjak menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Berdasarkan pantauan penulis pada 14 Juni 2024 di Pasar Anyar Kota Tangerang, harga cabai rawit mengalami kenaikan hingga Rp 28.000 per kg, bawang merah meningkat sebesar Rp 16.000 per kg, dan bawang putih mengalami peningkatan sebesar Rp 12.000 per kg.
Sebelumnya, harga cabai rawit berkisar Rp 25.000 – Rp 30.000 kemudian melonjak menjadi Rp 58.000 per kg. Bawang merah naik menjadi Rp 48.000 per kg dari yang sebelumnya hanya Rp 32.000 per kg. Sementara bawang putih naik menjadi Rp 40.000 per kg dari yang sebelumnya hanya Rp 28.000 per kg.
“Harga naiknya hampir 2 kali lipat dari biasanya, justru sekarang harganya masih lebih mending dibanding nanti H-1 Idul Adha. Bisa-bisa 3 kali lipat naiknya,” ungkap Rosidah, salah satu konsumen di Pasar Anyar Tangerang.
Rosidah mengatakan bahwa kenaikan harga bawang serta cabai ini sudah perlahan naik sejak dua hari yang lalu. Kenaikan harga ini juga berdampak pada ibu rumah tangga seperti dirinya.
“Udah dari 2 hari yang lalu naiknya. Tapi gimana ya, namanya juga kebutuhan, kita juga pasti bakal tetap beli apalagi udah mendekati Idul Adha, yang mana kan kita harus masak pake bawang sama cabe,” ungkapnya.
Kondisi yang sama terjadi di Pasar Kedaung, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Harga cabai rawit naik mencapai Rp 60.000 per kg, lalu bawang merah naik menjadi Rp 50.000 per kg, sedangkan bawang putih naik menjadi Rp 45.000 per kg.
“Harganya pada naik semua, gak tahu sampai kapan. Kita yang mau masak jadi susah, apa-apa naik semua,” ucap Martini, seorang konsumen di Pasar Kedaung, Sepatan Timur.
Dirinya juga menyebutkan kelonjakan harga bawang dan cabai selain mendekati Idul Adha, kemungkinan disebabkan oleh kondisi iklim yang tidak menentu, seperti hujan yang terlalu deras atau cuaca panas berlebihan. Menurutnya, penyebab kenaikan harga ini disebabkan musim yang tidak menentu karena cuaca buruk sehingga stok tipis sementara di sisi lain permintaannya tinggi.
“Bisa jadi gara-gara musim juga. Di sini dari kemarin hujan lebat terus, tapi dilihat dari hari ini panasnya terik banget. Bisa aja harganya naik gara-gara itu. Tapi tetap beli, kita ibu-ibu juga kan beli bahan dapur terus,” ungkapnya.
Distribusi yang terganggu juga menjadi penyebab utama kenaikan harga. Beberapa daerah penghasil bawang dan cabai mengalami gagal panen akibat curah hujan yang tinggi, sehingga pasokan ke pasar menurun drastis. Di sisi lain, biaya transportasi yang meningkat karena kenaikan harga bahan bakar juga turut menambah beban harga komoditas ini di pasaran.
Kenaikan harga bawang dan cabai ini menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian rakyat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan pasca pandemi. Diharapkan, dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, petani, dan distributor, masalah ini bisa segera teratasi dan harga kebutuhan pokok kembali stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H