Mohon tunggu...
syarifah mawaddah
syarifah mawaddah Mohon Tunggu... Dosen - Tenaga kependidikan sekaligus dosen

Strong mom yang memiliki hobi menulis dan berjiwa enterpreneur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Keluarga Samara: The Power of Berserah Diri kepada Allah

12 Juni 2023   20:25 Diperbarui: 12 Juni 2023   20:54 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari pagi hendak beranjak mekar ketika sepasang suami istri dilanda kebingungan memikirkan apa yang akan disajikan untuk makan siang. Di rumah itu bukan hanya mereka berdua, tetapi memiliki tanggungan tiga orang anak dan empat ekor kucing yang juga perlu diisi perutnya.

Seperti rutinitas biasanya, setiap pagi  Mbok Wardah, sang istri selalu telaten mengurus dua bayi kucing yang terpisah dari induknya. Entah manusia mana yang sampai hati meninggalkan bayi – bayi kucing itu di pinggir jalan hingga akhirnya berakhir di kandang besi buatan suami mbok  Wardah.

Pak Ali, sang suami yang sejak tadi mondar mandir kebingungan akhirnya mencoba menemukan solusinya dengan bertanya kepada sang istri.

"Mi, bagaimana ini? Beras habis. Kulkas kosong. Makanan kucing habis semua yang basah dan keringnya"

Pak Ali dan mbok Wardah sebenarnya masih warga keturunan tanah Arab. Hanya saja karena mungkin mereka keturunan ke delapan lebih, sehingga paras mereka tidak kelihatan seperti ada arab – arabnya. Namun meskipun demikian, pak Ali dan Mbok Wardah sepakat untuk dipanggil Abah dan umi oleh anak – anak mereka.

" Lah katanya mau narik uang?"

Mbok Wardah menjawab sambil tangannya menyuapi minum pada bayi – bayi kucing.

"Kuota kan habis. Tadi malam mau narik kedatangan tamu kan?"

Beberapa bulan yang lalu pak Ali sudah tidak bisa lagi menarik uang menggunakan kartu ATM. Mbok Wardah yang mempunyai sifat pelupa sudah lebih dari sepuluh kali kelupaan mengambil kartu ATM yang masih menyangkut di mesin ATM  setiap kali bertransaksi. Alhasil saat pengajuan kartu ATM baru di bank pak Ali disarankan menggunakan m-banking. Tentu saja lebih mudah hanya saja transaksi tersebut tidak bisa diproses apabila handphone jadul pak Ali yang sudah banyak retak di layarnya tidak memiliki kuota.

"Nda taulah. Abah dhuha ajalah. Mana tau Allah kasih hidayah habis ini mau gimana "

Mbok Wardah mencoba menenangkan suaminya, padahal jauh di dalam lubuk hatinya juga ketar ketir memikirkan nasib perut mereka siang ini. Bukannya apa, jika saja bukan hari libur bekerja mbok Wardah tak sepanik sekarang. Jika hari efektif bekerja, mbok Wardah biasanya membawa pulang makanan lebih sisa acara makan – makan dari kantornya. Beruntungnya pak Ali memiliki istri secerdas mbok Wardah. Begitulah pikir mbok Wardah.

"Iyalah"

Pak Ali beranjak meninggalkan mbok Wardah untuk melaksanakan sunnah dua rakaat lalu setelahnya merapalkan doa – doa. Entah doa apa yang dirapalkan oleh pak Ali hingga mbok Wardah pun tak bisa mendengarnya. Semoga saja bukan doa minta kawin lagi.

Lima menit setelahnya pak Ali kembali menghampiri mbok Wardah.

"Udah dhuhanya bah?"

Mbok Wardah yang mendengar langkah kaki mendekatinya lantas menoleh dan bertanya kepada suaminya.

"Udah nih. Tinggal tunggu keajaiban" Jawab pak Ali penuh keyakinan.

Dua detik setelah pak Ali berucap, terdengarlah suara sepeda motor yang dikendarai seorang pengepul barang bekas.

"Beli perabotan bekas dan besi bekaaaaass"

 teriak si pengepul saat melewati rumah mbok Wardah.

Mbok Wardah dan suaminya tersenyum senang. Mereka memberhentikan sang pengepul barang bekas tersebut. Pekerjaan sampingan pak Ali yang membuka usaha bengkel las kecil kecilan di rumah, membuat mereka memiliki banyak stok potongan sisa besi bekas. Setelah terjadi tawar menawar, disepakatilah harga besi – besi bekas tersebut seharga 4000 rupiah perkilo. Dari semua sisa besi bekas yang terkumpul sebanyak 25 kilo. Dengan uang hasil penjualan sisa besi bekas pak Ali dan mbok Wardah bisa membeli beberapa kilogram beras, dan beberapa stok makanan kucing. Masih tersisa uang pembeli bensin dan kuota.

Tak Hanya sampai disitu. disiang hari saat mbok Wardah sedang tidur – tiduran bersama anak – anaknya, mbok Wardah didatangi ibu Ria, tetangganya.

" Assalamualaikum”

“ Wa’alaikumsalam” mbok Wardah diikuti anak – anaknya beranjak membukakan pintu untuk tetangganya.

” Wardah, nih ada oleh - oleh dari suami saya yang baru pulang dari tempat tugas. Ini juga ada kiriman dari anak saya yang ada di Bandung.” Bu Ria lalu menyerahkan setengah kilogram ikan asin, sepiring sate dan sepiring brownis buatan calon menantunya.

Mbok Wardah dengan gesit mengambil pemberian tetangganya dan tak lupa sebelum tetangganya pulang ia dan anak – anaknya mengucapkan terima kasih.

 “ Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mecukupinya. Sesungguhnya Allah menciptakan (mewujudkan) apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap – tiap sesuatu” ( Q.S. Ath – Thalaq: 2-3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun