"Iyalah"
Pak Ali beranjak meninggalkan mbok Wardah untuk melaksanakan sunnah dua rakaat lalu setelahnya merapalkan doa – doa. Entah doa apa yang dirapalkan oleh pak Ali hingga mbok Wardah pun tak bisa mendengarnya. Semoga saja bukan doa minta kawin lagi.
Lima menit setelahnya pak Ali kembali menghampiri mbok Wardah.
"Udah dhuhanya bah?"
Mbok Wardah yang mendengar langkah kaki mendekatinya lantas menoleh dan bertanya kepada suaminya.
"Udah nih. Tinggal tunggu keajaiban" Jawab pak Ali penuh keyakinan.
Dua detik setelah pak Ali berucap, terdengarlah suara sepeda motor yang dikendarai seorang pengepul barang bekas.
"Beli perabotan bekas dan besi bekaaaaass"
 teriak si pengepul saat melewati rumah mbok Wardah.
Mbok Wardah dan suaminya tersenyum senang. Mereka memberhentikan sang pengepul barang bekas tersebut. Pekerjaan sampingan pak Ali yang membuka usaha bengkel las kecil kecilan di rumah, membuat mereka memiliki banyak stok potongan sisa besi bekas. Setelah terjadi tawar menawar, disepakatilah harga besi – besi bekas tersebut seharga 4000 rupiah perkilo. Dari semua sisa besi bekas yang terkumpul sebanyak 25 kilo. Dengan uang hasil penjualan sisa besi bekas pak Ali dan mbok Wardah bisa membeli beberapa kilogram beras, dan beberapa stok makanan kucing. Masih tersisa uang pembeli bensin dan kuota.
Tak Hanya sampai disitu. disiang hari saat mbok Wardah sedang tidur – tiduran bersama anak – anaknya, mbok Wardah didatangi ibu Ria, tetangganya.