c) Perentangan histogram yang diratakan, membagi histogram menjadi kelas-kelas yang mencakup jumlah pixel yang sama.
2. Manipulasi secara spasial
Mengubah nilai setiap pixel dalam hubungannya dengan nilai kecerahan pixel sekitarnya. Penajaman operasi lokal akan meliputi proses filtering citra dengan filter frekuensi rendah dan dengan filter frekuensi tinggi yang sebelumnya didahului dengan operator  kernel.
c. Manipulasi Multi Saluran
Teknik penajaman multi saluran dilakukan dengan membentuk citra paduan warna (color composite), yaitu 3 komponen citra sembarang yang diberi kode warna ditumpang susunkan (overlay), perpaduan saluran yang sering digunakan adalah 5, 4 dan 2.
c. Klasifikasi Citra
Pengenalan obyek dengan cara digital pada dasarnya dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu supervisi (supervised classification), non supervisi (unsupervised classificaion) dan gabungan/hibrida (hybride classification).
1. Klasifikasi tertimbing (supervised classification)
Klasifikasi nilai pixel didasarkan pada contoh daerah yang diketahui jenis obyek dan nilai spektralnya, yaitu apabila obyek dipermukaan bumi itu sudah dikenal oleh pengamat baik secara langsung dilapangan atau didapatkan dari data sekunder/statistik (peta, tabel, laporan dan sebagainya).
2. Klasifikasi tak terbimbing (unsupervised classification)
Klasifikasi tanpa daerah contoh yang diketahui jenis obyek dan nilai spektralnya, artinya obyek dipermukaan bumi itu tidak atau belum dikenal oleh pengamat baik secara langsung dilapangan atau didapatkan dari data sekunder/statistik (peta, tabel, laporan dan sebagainya), jadi hanya didasarkan pada perkiraan atau asumsi saja.