Mohon tunggu...
SYARIFAH KHUSNUL KHOTIMAH
SYARIFAH KHUSNUL KHOTIMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lambung Mangkurat

Buku dan Alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat 2017-2021

19 Maret 2023   11:00 Diperbarui: 19 Maret 2023   12:22 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah Kejadian Bencana Berdasarkan Tahun dan Jenis Bencana Kabupaten Tanah Datar 2017-2021Sumber : (Data  BPS diolah )

Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri (Bencana, 2018). Sedangkan Menurut Kurniawati (2020) bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

 

Klasifikasi Bencana Alam Berdasarkan Penyebab

Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen). Termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami. 

  • Bencana alam klimatologis

Bencana alam klimatologis  merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia). Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sejenisnya).

  • Bencana alam ekstra-terestrial

Bencana alam ekstra-terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contohnya hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda- benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

Jenis Bencana Alam yang  Sering Terjadi di Kabupaten Tanah Datar 

1. Banjir

Banjir merupakan peristiwa dimana daratan terbenam karena meningkatnya volume air. Definisi kedua  adalah banjir merupakan keadaan dimana banyak air kadang deras dan kadang meluap.

2. Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan kejadian alam dimana satu blok (masa) tergelincir kebawah terhadap masa yang lain. Hal ini banyak disebabkan oleh tidak kuatnya gaya lekat (resisting force) antar lapisan tanah menahan perubahan masa (driving force) dalam struktur tanah tersebut.

3. Angin Puting Beliung atau Angin Kencang

Angin puting beliung merupakan salah satu bencana dan fenomena yang sering dialami oleh negara tropis seperti Indonesia. Orang menyebutnya dengan fenomena angin kencang berputar (vortisitas), dan biasanya terjadi bersamaan dengan massa hujan deras (Harsa et al., 2011).

4. Kebakaran

Kebakaran adalah salah satu bencana yang sering terjadi di masyarakat, dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar jika tidak ditangani dengan cepat (Putra et al., 2018).

Analisis Jumlah Kejadian Bencana di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

Kabupaten Tanah Datar merupakan wilayah yang berada di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Tanah Datar berada pada 0017" LS -- 0039" LS dan 10019" BT -- 10051" BT dan memiliki ketinggian rata-rata 400 sampai 1000 meter di atas permukaan laut (Sumbar.kemenag.go.id, 2014). Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh topografi berbukit dan berlereng sehingga menyebabkan terjadinya bencana alam termasuk rentannya wilayah ini mengalami bencana khusunya bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh aktivitas cuaca misalnya siklus hidrologi (air), curah hujan, angin, temperatur hingga kekeringan. Bentuk bencana meteorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran, tanah longsor, angin puting beliung, dan sebagainya. Perubahan cuaca bukanlah satu-satunya pemicu, namun penyebab utamanya adalah rusaknya kualitas lingkungan karena menurun daya dukungnya.

Perbandingan Kejadian Bencana Kabupaten Tanah Datar dalam 5 TahunSumber : (Data  BPS diolah )
Perbandingan Kejadian Bencana Kabupaten Tanah Datar dalam 5 TahunSumber : (Data  BPS diolah )

Terdapat 4 jenis bencana yang rutin terjadi di Kabupaten Tanah Datar, yaitu bencana banjir, tanah longsor, angin puting atau angin kencang, kebakaran dan bencana lainnya. Setidaknya total kejadian bencana di Kabupaten Tanah Datar  menurut data BPS dalam rentang waktu 2017 hingga 2021 adalah sebanyak 1870 kejadian bencana. Jumlah kejadian bencana pada tahun 2017 sebanyak 155 kejadian, 2018 sebanyak  189 kejadian, 2019 sebanyak 178 kejadian, 2020 sebanyak 142 kejadian dan tahun 2021 sebanyak  1206 kejadian. Rata-rata jumlah kejadian bencana setiap tahunnya  dalam rentang tahun 2017-2020 tidak mengalami perbedaan yang besar antar tahunnya, tetapi peningkatan jumlah kejadian bencana secara signifikan mengalami peningkatan pada tahun 2021.

Jumlah Kejadian Bencana Berdasarkan Tahun dan Jenis Bencana Kabupaten Tanah Datar 2017-2021Sumber : (Data  BPS diolah )
Jumlah Kejadian Bencana Berdasarkan Tahun dan Jenis Bencana Kabupaten Tanah Datar 2017-2021Sumber : (Data  BPS diolah )

Hasil analisis gambar menunjukkan adanya tren bencana antara jumlah kejadian bencana dengan jenis bencana dalam kurun waktu 5 tahun. Pengambilan informasi tren didasarkan pada informasi daerah yang diperoleh dari data BPS Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa tahun 2021 merupakan tahun yang mengalami kejadian bencana paling banyak jika dibandingkan dengan tahun lainnya. Kejadian bencana yang paling banyak terjadi pada tahun 2021 adalah angin kencang/puting. Menurut catatan, terjadi sekitar 1065 kejadian angin kencang/puting, 71 kali kebakaran, 9 kejadian tanah longsor, 2 kejadian banjir dan 59 kali bencana lain.

Kejadian bencana terhitung cukup sering terjadi di Kabupaten Tanah Datar terutama bencana terkait dengan angin, baik angin kencang ataupun angin puting. Pada tahun  2021 permukiman masyarakat, dan fasilitas umum seperti rumah ibadah dan sekolah mengalami kerusakan akibat diterjang angin. Bencana tersebut melanda hampir diseluruh kecamatan, misalnya Kecamatan Tanjung Emas, X Koto, Sungai Tarab, Batipuh Selatan, Batipuh, Salimpaung, Rambatan, Pariangan dan Limau Kaum (Portalberitaeditor.com, 2021). Berdasarkan pada kondisi tersebut maka bencana angin kencang/puting menjadi bencana yang diproritaskan untuk penanggulangan.

Untuk mempersiapkan berbagai kemungkinan terjadinya bencana, peningkatan kesiapsiagaan perlu untuk dilakukan.  Dalam peningkatan kesiapsiagaan diperlukan koordinasi bersama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah dan stakeholder agar tercipta sinergitas, sehingga upaya mitigasi bencana dapat dipahami mulai dari sebelum bencana (pra bencana), saat bencana (tanggap bencana )  hingga setelah bencana (pascabencana).

Kesimpulan 

Kejadian bencana alam di Kabupaten Tanah Datar dalam kurun waktu 2017-2019 dapat dikategorikan sebagai rawan bencana. Jumlah kejadian bencana yang terjadi pada empat jenis bencana yaitu banjir, tanah longsor, angin kencang/angin puting, kebakaran dan bencana lainnya dianggap cukup tinggi setiap tahunnya. Tiap tahun tidak terjadi penurunan yang signifikan bahkan pada tahun 2021 kejadian bencana terkait angin sangat tinggi frekuensinya. Bencana- bencana tersebut sangat merugikan bagi masyarakat dan lingkungan. Untuk itu diperlukan peningkatan kesiapsiagaan agar dampak bencana dapat diminimalisir.

Daftar Rujukan

Bencana, B. N. P. (2018). Definisi Bencana. Diambil pada, 23.

BPS. (2022). Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar. https://tanahdatarkab.bps.go.id/indicator/151/63/2/jumlah-bencana.html

Harsa, H., Linarka, U. A., Kurniawan, R., & Noviati, S. (2011). Pemanfaatan Sataid Untuk Analisa Banjir Dan Angin Puting Beliung: Studi Kasus Jakarta Dan Yogyakarta the Use of Sataid To Analyze Flood and Mini Twister: Case Study of Jakarta and Yogyakarta. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 12(2), 197–205. http://mscweb.kishou.go.jp/

Kurniawati, D. (2020). Komunikasi Mitigasi Bencana sebagai Kewaspadaan Masyarakat Menghadapi Bencana. JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study (E-Journal), 6(1), 51–58.

Portalberitaeditor.com. (2021). Angin Kencang Merusak Sejumlah Bangunan di Kab. Tanah Datar. https://www.portalberitaeditor.com/angin-kencang-merusak-sejumlah-bangunan-di-kab-tanah-datar/

Putra, I., Piarsa, I. N., & Wibawa, K. S. (2018). Sistem Pendeteksi Kebakaran Menggunakan Raspberry Pi Berbasis Android. J. Ilm. Merpati (Menara Penelit. Akad. Teknol. Informasi), 6(3), 167.

Sudibyo, N. H., & Ridho, M. (2015). Pendeteksi Tanah Longsor Menggunakan Sensor Cahaya. Jurnal Teknologi Informasi Magister, 1(02), 218–227.

Sumbar.kemenag.go.id. (2014). Tentang Kabupaten Tanah Datar. https://sumbar.kemenag.go.id/v2/profile/sumbartanahdatar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun