Begitulah yang dijalani oleh para peserta KKM-DR UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2021/2022 yang bertempat di Desa Jatirejo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selain terjun ke desa, para peserta KKM-DR juga menjadikan sebuah pondok pesantren sebagai mitra kerja didalamnya.Â
Dan selama pelaksanaan KKM-DR, terhitung dari tanggal 27 Desember 2021 sampai 27 Januari 2022, para peserta KKM-DR diminta oleh jajaran pengasuh pesantren untuk menetap di pesantren.Â
Pesantren tersebut tak lain adalah  Pondok Pesantren Salafiyah Al-Choliliyah. Pondok Pesantren Salafiyah Al-Choliliyah merupakan salah satu pondok pesantren tertua di desa Jatirejo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan.Â
Seperti namanya, Pondok Pesantren Salafiyah Al-Choliliyah ini merupakan sebuah pondok pesantren berbasis salaf yang unggul dalam pemahaman kitab-kitab kuning dan juga unggul dalam mencetak generasi penghafal al-Qur’an.Â
Meskipun begitu, pondok pesantren Salafiyah Al-Choliliyah juga menyediakan berbagai jenjang pendidikan formal dibawah naungan Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi para santri yang tidak hanya ingin menempuh pendidikan berbasis salaf saja, namun juga berkeinginan untuk menempuh pendidikan berbasis formal.
Di dalam pesantren, para peserta KKM-DR juga turut mengikuti setiap kegiatan yang dijalani oleh para santri, seperti diba'an, tahlilan, sholat berjama'ah dan lain-lain.Â
Selain itu, para peserta KKM-DR juga memberikan beberapa program kerja yang diharapkan dapat membantu pesantren dalam meningkatkan kualitas para santri. Seperti halnya pada program kajian tafsir al-Qur'an yang diadakan oleh para Peserta KKM-DR di setiap hari jumat. Â Para peserta KKM-DR mengadakan kegiatan kajian tafsir al-Qur'an terkait "moderasi dalam beragama", guna mencegah adanya pengaruh pemahaman radikalisme.Â
Para peserta KKM-DR juga memberikan inovasi tentang program bahasa dikalangan pesantren, yang nantinya para santri diharuskan untuk menggunakan Bahasa Arab atau Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak diperbolehkan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Tak hanya berhenti disitu, para peserta KKM-DR juga mengadakan program literasi, dengan tujuan agar para santri menyadari akan pentingnya budaya literasi di zaman 4.0 ini.