Mohon tunggu...
Syarifah Rukayah Indra
Syarifah Rukayah Indra Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 4 Banda ACeh

Guru SMAN 4 Banda Aceh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka Palestina

2 November 2023   15:16 Diperbarui: 2 November 2023   15:28 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


DUKA PALESTINA

Langit kota suci berubah kelabu

Bayangan rudal silih berganti melintas dilangitmu

Dentuman, ledakan, runtuhnya gedung saling bersahutan

Jeritan pilu menghentak hati nurani

Pilu seakan tersayat dari ujung nadi

Gaza  menangis tersedu

Mereka kesulitan dalam pelarian

Mencari suka cita penghilang lara

Dunia seakan-akan memalingkan segala cinta

syuhada-Mu terus berjatuhan, di negeri Tanahnya Para Nabi

Betapa lemah imanku ...

Disaat saudara Palestina berduka

Mencari anak dan keluarga diantara serpihan

Disaat engkau berjuang dimedan perang

Kami malah sibuk main game perang-perangan di gadget kami

Betapa lemah imanku ...

Disaat Palestina bersimbah darah dan air mata melawan zionis Israel

Di saat engkau bersusah payah mendapatkan sepotong roti untuk bertahan hidup

Kami malah menyia-nyiakan dan menghambur-hamburkan makanan
Di saat engkau membutuhkan pakaian hangat pelindung tubuh dari dinginnya malam Kami malah berfoya-foya membeli baju yang sebenarnya tidak terlalu kami butuhkan  hanya sebagai pemuas hawa nafsu belaka

Betapa lemah imanku ...

Di saat engkau menginginkan berlajar bersama di sekolah

Sekolahmu telah roboh oleh rudal Zionis

Kami malah malas2an  belajar, dan nongkrong di cafe
Berlomba lomba mempertontonkan penampilan dan keegoan diri

Palestina menangis tersedu

Namun pekikanmu menghentak dan menampar Jiwaku

"Kami tak perlu kalian kirimkan shalat jenazah... shalatlah untuk kalian saja .. KAMI MASIH HIDUUP .."

GHIRAH SUCI


Asap mengepul di atas  bekas ledakan 

Rinai yang menghujam semakin dingin menghujam

Wajah wajah penuh debu bertebaran

Yang sudah menjadi jasad, yang mengerang kesakitan

Berlinang air mata tak tahu menjawab 

Duka menganga meralat harapan

 

Anak Palestina berduka

Duka yang terlalu dalam

Yang memisahkannya dengan dunia sekolah dan orang tua

Hatinya membeku 

Tak ada lagi air mata

Yang ada hanya teriakan semangat "kami bangga jadi anak Palestina" 

Kami akan bertahan sampai ajal yang merenggut kami

Kami akan melawan 

Mempertahankan tanah suci ini

Kami tak butuh bantuan semangatmu

Karena kami punya semangat yang tak pernah padam

Nyawa bagi kami hanyalah titipan

Perjuangan kami akan terus sampai ke Syurga Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun