Menginjak umur 23 tahun Fira menikah. Ia kami kenalkan dengan seorang kenalan yang sudah dianggap keluarga. Fira tidak pernah pacaran, karena ia sangat patuh sekali dengan nasehat dari suamiku kepada anak-anak panti untuk tidak berpacaran. Berpacaranlah  setelah menikah, begitu kata suamiku setiap memberikan tausiyah kepada anak-anak dipanti.  Bersyukur sekali Fira mendapatkan suami yang baik. Kini ia telah mampu membangun rumah sendiri dan mengajak ibu dan adik nya untuk tinggal bersamanya.
Setelah beberapa tahun menikah Fira belum menampakkan tanda-tanda kehamilan. Mungkin ini disebabkan padatnya kegiatan yang menjadi aktivitasnya. Fira dan suaminya sudah beberapa kali berkonsultasi kedokter agar segera bisa hamil, mungkin Allah punya rencana lain kepada Fira dan suaminya. Tetap berusaha dan berdoa  selalu kami sarankan selaku orang tua kepada mereka. Karena menurut dokter mereka berdua tidak ada masalah kesuburan, mungkin belum waktunya saja, begitu kata dokter.
Alhamdulillah beberap bulan yang lalu kami diberi kabar kehamilah Fira, semua bersyukur. Umi aina ibunya Fira sampai membuat nazar agar Fira bisa hamil. Allah Maha Pembuat Rencana Indah.
Fira pun menjalani masa istirahat dengan mengurangi kegiatannya. Sebagian besar tawaran ia tolak dulu secara halus. Agar ia bisa fokus untuk merawat janinnya.
Hari ini ketika Fira mengabarkan acara Mee Bu, ingatanku kembali masa tsunami dulu. Tsunami lah yang mempertemukan kami dengan Fira dan ibunya. Tsunami pula yang merubah kehidupannya. Fira sudah menjadi orang yang sukses. Fira gadis mungil berkulit putih bersih itu membayang lagi dipelupuk mataku. Tak terasa air mata ku mengalir, terharu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI