Imam Syafi'i pernah menyatakan, sebelum Nabi mengajarkan tata cara bersuci pasti lebih dahulu telah diajarkan tauhid terlebih dahulu. Karena tidak mungkin ada kepatuhan akan perintah dan larangan sebelum adanya keyakinan kebenaran atas perintah dan larangan tersebut.Â
Untuk patuh, seseorang harus benar-benar tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk sebuah kemaslahatan dan apa yang dia hindari adalah berbagai kemadlaratan.Â
Jikapun tidak, mereka perlu mendapat sebuah jaminan bahwa semua yang dia lakukan sudah semestinya. Dan yang bisa memberikan keyakinan itu adalah ketauhidannya sendiri. Nabi sangat jeli dan hati-hati dalam hal satu itu.
Namun kebanyakan kita seringkali "nakal". Atau barangkali dalam kalimat lain saat ini kita penasaran dan butuh bukti yang empiris dari sebuah kemaslahatan perintah dan kemadlaratan larangan. Ketika budaya ilmiah hadir dalam benak kita masing-masing, perintah-perintah Tuhan menjadi sebuah bahan penelitian.Â
Ada apakah gerangan dibalik perintah dan larangan Tuhan dengan menggunakan kajian ilmiah. Tidak jarang kita begitu disibukkan dengan mencari dan menemukan makna dibalik perintah Tuhan, sedang kita sendiri lalai untuk mematuhinya.
Tidak salah ketika kita melakukan kajian-kajian tersebut. Jika pada masa kenabian, para sahabat cukup mendapatkan keyakinan yang kuat dengan kehadiran Nabi sendiri yang diselubungi begitu banyak mukjizat, sedangkan saat ini kita begitu jauh dalam rantang berabad lamanya dengan Nabi. Sehingga sudah sewajarnya jika kita mesti mendapatkan satu alat bantu keyakinan lain, yaitu penelitian ilmiah.
Dengan demikian, tidak akan salah ketika Nabi sendiri menyatakan bahwa di akhir masa yang jauh dari beliau, akan ada ummat yang begitu yakin dengan kebenaran Islam yang dibawanya.Â
Secara logika pada masa itu tentu akan menjadi sebuah pertanyaan yang besar bagi para sahabat. Bagaimana mungkin ada ummat yang akan lebih kuat dan teguh keimanannya dibanding mereka yang saat itu tengah bersama orang yang membawa risalah yang mereka yakini sendiri?
Semoga Nabi tengah membincangkan kita saat ini. Berbagai hasil bukti ilmiah telah diketemukan, meskipun tidak ada yang final. Mengapa Tuhan mengajarkan gerakan shalat yang sedemikian unik, mengajarkan puasa, mengapa harus ada gerakan berputar mengelilingi Ka'bah, mengapa disunnahkan melakukan ritual bangun malam, dan sebagainya.Â
Belum lagi temuan-temuan di bidang biologi dan antariksa yang membuktikan betapa sempurnanya ciptaan Tuhan yang bernama manusia dan alam semesta. Sehingga saat ini kita tidak patut rasanya untuk meragukan keberadaan, kuasa serta kemahabenaran Tuhan beserta semua perintah dan larangan-Nya.
Benarlah jika ada orang mengatakan, orang tercerahkan karena pengetahuannya, dan orang akan terhijab karena kebodohannya. Dengan ilmunya, pengetahuannya yang luas, penemuannya atas bukti-bukti keberadaan dan kebenaran dari perintah dan larangan Tuhan, seseorang akan semakin teguh keimanan dan kuat tauhidnya.Â