Meskipun secara materi kawan saya ini lebih dari cukup, namun jelas bahwa nuraninya selalu terasa nyeri ketika harus memutuskan berdasarkan ketentuan peraturan perusahaan. Dia seringkali merasa kalah, dan merasa begitu lelah ketika tiap kali pulang di sore harinya.
Ada banyak pilihan dalam mensikapi kekalahan, semua tergantung pada ketahanan kita masing masing, termasuk juga mensikapinya sebagai bukan kekalahan.Â
Seperti ada kawan saya yang menyatakan diri tidak pernah kalah, karena dia memilih untuk tidak kalah. Dalam sebuah permainan, ketika dia merasa tidak mungkin meraih kemenangan, maka dia segera memasang kuda-kuda untuk tidak menyerah sampai akhirnya dia merasa benar-benar menang saat dia kalah dalam permainan itu (menang karena berhasil tidak menyerah meskipun "kalah").Â
Dalam karir, kawan saya selalu berusaha menunjukkan performa terbaiknya meski keseriusan tidak lagi memperoleh penghargaan, itulah kemenangan baginya.Â
Sehingga dia begitu menikmati saat ditengah kelelahan bekerja, dia justru dipandang sinis oleh para koleganya karena dinilai terlalu idealis. Wal hasil, kawan saya ini adalah seorang yang selalu tampil dengan kegembiraan. Saya bahkan tidak pernah melihat dirinya sedih atau sekedar mengeluh.
"Tidak ada alasan bagi saya untuk menyerah kalah, karena saya masih yakin dengan adanya kebijaksanaan Tuhan." Katanya dengan mantap. (Syarif_Enha@Kebumen, 2011)
*Pernah dipublikasikan dalam Bulletin Mocopat Syafaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H