Kisah di atas, merupakan kisah yang sahih diriwayatkan dalam hadits Bukhori maupun Muslim meski keduanya memiliki redaksi yang tidak seragam. Satu hal yang perlu kita camkan dari kisah tersebut, yaitu bahwa Allah Maha Luas pintu Rahmat dan Taubat-Nya.Â
Seberapapun besar dosa seorang hamba, ketika dia hadir dengan hatinya yang penuh harap dan takut akan Tuhannya, maka Allah membuka lebar-lebar pintu maaf-Nya yang tak terukur. Selain itu, Allah juga tengah memperingatkan kita semua, bahwa kita tidak boleh menunggu-nunggu untuk bertaubat. Karena kita tidak tahu, di mana dan kapan waktu ajal kita akan menjemput.
Jangan Menunggu Maut
Rasulullah dalam sebuah hadits dinyatakan dalam setiap harinya beliau beristigfar memohon ampunan Allah sebanyak paling tidak 100 kali. Padahal Nabi Muhammad SAW, telah dijaga, maksum dari keberadaan dosa. Â Bagiamana dengan kita ummatnya yang tidak ada siapapun menjamin? Mestinya kita harus lebih banyak berucap istigfar, sebagai lambang kelemahan kita untuk berlindung dari segala dosa.
Kesadaran untuk bertaubat dalam hal ini memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah kita lakukan, dalam Al Qur'an telah dijelaskan mengenai adab dan tata caranya. Ada banyak ayat yang menerangkan tentang pertaubatan, diantaranya:
"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar." (Q.S. Thaaha: 82).
Sedangkan dalam ayat yang lain dijelaskan:
"orang-orang yang mengerjakan kejahatan kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman, sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al A'raaf: 153)
Dan satu lagi, dalam surat An Nuur ayat 31, "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
Dari beberapa ayat di atas, maka jelas bahwa taubat merupakan perintah Allah sendiri kepada hamba-hambaNya yang beriman. Yaitu mereka yang memiliki keyakinan akan Kuasa dan Kasih Sayang Allah SWT. Hal ini membuktikan betapa besar kasih sayang Allah kepada kita hambaNya, dengan melihat banyaknya maksiyat yang kita lakukan, Allah justru menyuruh kita bertaubat dan memohon ampunanNya, bukan sekedar mengancam dengan siksa-Nya yang pedih.
Tentu tawaran Allah tidak geratis. Janji Allah atas ampunanNya mesti dibayar oleh hambaNya dengan tiga syarat:
- Berdoa memohon ampuan Allah dengan penuh harap dan sungguh-sungguh
- Menyatakan menyesal atas perbuatannya yang keliru.
- Mengiringi dengan keteguhan iman, istiqomah dan amal shaleh.