Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Hukum Perlu Mengatur Hoax?

30 Juni 2020   00:17 Diperbarui: 30 Juni 2020   00:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya kemudian bertanya, mengapa orang melakukan kejahatan melalui hoax? Bisa jadi, pelaku penyebaran hoax itu tidak menyadari bahwa dia menjadi bagian dari skenario besar kepentingan tertentu. Bisa jadi, sebagian penyebar itu adalah orang yang berpikir bahwa mereka sedang berjuang. Jadi bukan sedang melakukan kejahatan.

Hoax adalah jalan suci yang harus ditempuh untuk melawan informasi media mainstream. Hal ini semata, mereka merasa bahwa yang diperjuangkan dengan segala kebohongan, adalah sebuah kemenangan yang mulia di mata Tuhan.

Mengapa mereka bisa begitu yakin. Ada sebuah ulasan mengenai pengembangan diri yang bisa menjelaskan ini. Bahwa kita seringkali terjebak pada situasi dan kondisi dimana kita merasa istimewa. Bahwa pengetahuan kita adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain. Bahwa tujuan kita adalah tujuan mulia, yang tidak disadari oleh orang lain. Bahwa kondisi kita adalah sangat khusus dan spesial, sehingga memberikan hak istimewa berupa pembenaran bagi kita melakukan apapun saja yang kita suka. Padahal, semua itu hoax.

Manusia adalah istimewa diantara makhluq Tuhan yang lain. Namun diantara manusia, kita semua sama. Hanya kualitas personal dalam konteks taqwa yang membuat diantara manusia berbeda. dan yang menjadi menarik adalah, bahwa yang memiliki otoritas untuk membedakan dan menilai kualitas taqwa tidak lain dan tidak bukan adalah Tuhan sendiri. Tidak ada yang punya otoritas selain Dia.

Dengan demikian, tidak perlu para manusia saling menilai dan berebut posisi di hadapan manusia agar disangka dan didudukkan dalam posisi mulia. Karena itu penilaian palsu semata. Tidak ada yang tahu persis kedudukan taqwa manusia yang lain. Kecuali Rosulullah SAW, tidak ada manusia istimewa, semua sama. Tidak usah saling klaim, dan tidak usah sok-sokan untuk menilai orang lain. Karena dipastikan bias dan tidak objektif.

Oleh karena itu, hoax perlu diatur dengan hukum. Hukum adalah batasan minimal agar kehidupan antar manusia bersifat tertib, tidak saling tabrak. Jika manusia tidak lagi mengikuti apa yang digariskan hukum, dan lebih memilih garis dibawahnya, maka tunggu saja, kehidupan manusia akan chaos.

Tidak ada lagi yang merasa aman, tidak ada lagi yang merasa harus khawatir menganggu hak orang lain, karena semua garis sudah tidak ada artinya lagi.

Yogyakarta, 26 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun