Indonesia telah mengalami berkali-kali pemilu. Sampai saat ini, tidak ada pemimpin yang sepi sama sekali dari kritik dan catatan negatif. Selalu saja ada sisi kurang dari seorang pemimpin.Â
Namun begitu, kita mestinya fair, bahwa dari sederet kekurangan itu, tentu ada kebaikan yang sudah disumbangkan kepada Indonesia. kadang, kebaikan yang bertumpuk tertutupi oleh keburukan yang secuil.Â
Begitulah manusia, memiliki nalar pertimbangan yang dibangun kadang berdasarkan emosi sesaat. Begitu sudah lama berselang, baru tersadar dan ternyata sudah terlambat.
Apapun yang dilakukan pemimpin akan menjadi sorotan. Karena sudah fitrahnya berposisi di paling depan. Jika baik, dia tampak baik, jika buruk akan sangat kelihatan.
Mengapa Harus Ada Pemimpin
Dalam sebuah komunitas masyarakat niscaya memiliki seorang pemimpin. Bahkan di antara dua orang dalam perjalanannya, semestinya menjadikan salah satu untuk menjadi penentu alias pemimpin.Â
Dalam Al qur'an disebutkan bahwa; ...suatu kaum akan dibangkitkan bersama dengan imamnya... Sementara para ulama sepakat bahwa pemimpin adalah seorang yang dipundaknya ditaruh beban untuk mengarahkan dan pemimpin suatu kaum menuju kemaslahatan dan kebaikan di dalam agama dan dunia.
Keberadaan pemimpin menjadi sangat penting, karena ketika suatu kaum atau masyarakat tidak ada pemimpin yang menyatukannya, maka akan terjadi sebuah kekacauan.Â
Jika mereka berhadapan dengan kejahatan, maka tidak akan mampu mereka melakukan pencagahan atau melawan. Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa kebaikan yang tidak terorgansir akan terkalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.
Dalam konteks Indonesia saat ini yang menjadi negara paling kaya sumber daya alamnya, namun masih menjadi negara berkembang, sangat potensial untuk menjadi sasaran eksploitasi dari negara-negara maju.Â
Dalam hal hubungan internal, Indonesia juga terdiri atas banyak suku dan agama, sehingga rawan dengan perpecahan. Kekeliruan dalam menentukan pilihan sosok pemimpin, bisa membawa negara makin terpuruk dan kesejahteraan rakyat semakin hanya menjadi angan semata.