Mohon tunggu...
Syarif hidayatullah
Syarif hidayatullah Mohon Tunggu... Programmer - TPQ TANGGA LISUNG NW DAN BLOGGER

-ALUMNI MA SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI -ALUMNI MDQH NW ANJANI -ALUMNI STMIK SZ NW ANJANI -ALUMNUS PASCASARJANA S2 UIN MATARAM BIDANG MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM -PEMBINA TPQ TANGGA LISUNG NW RUMBUK -PEMBINA MDT TANGGA LISUNG NW RUMBUK -PEMBINA MAJLIS TA'LIM TANGGA LISUNG NW RUMBUK

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelipur Lara

10 September 2024   14:26 Diperbarui: 10 September 2024   14:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sepi, ku dengar bisikan angin,
Membawa harap yang hilang di tengah lautan,
Luka yang dulu terasa dalam, kini samar,
Menjadi riak kecil, tak lagi memukul karang.

Waktu melangkah, meski lambat terasa,
Menyulam pelipur di sela rasa lara,
Tangis yang pernah memenuhi malam,
Kini berganti senyum, meski perlahan.

Bukan lenyap begitu saja,
Namun luka diajak berdamai dengan waktu,
Pelipur datang seperti embun pagi,
Mendinginkan hati yang merindu kehangatan lagi.

Seiring matahari terbit di ufuk sana,
Pelipur lara datang, membawa cahaya,
Menuntun jiwa yang pernah terluka,
Menuju hari baru penuh cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun