Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hati-hati dengan Gaya Kepemimpinan Anda

29 Januari 2025   19:23 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hati-hati dengan gaya kepemimpinan Anda (Sumber: Pribadi)

Tulisan ini mungkin penting untuk orang-orang arogan dan subjektif. Orang-orang yang atas nama kekuasaan atau jabatan bisa berbuat semena-mena terhadap orang lain. Di organisasi, di pergaulan, bahkan di kantor sekalipun. Orang-orang arogan yang fokusnya hanya pada masalah, bukan solusi. Kerjanya hanya mengurus orang lain, bukan tujuan besar organisasi.

 

Orang-orang arogan lupa, pemimpin angkuh sering lupa. Saat Anda meremehkan atau menyakiti orang yang benar-benar baik, Anda mungkin tidak langsung melihat reaksinya. Justru si orang baik tidak akan bersuara, melontarkan tuduhan, atau membuat keributan. Dia rileks saja untuk kebaikan orang banyak. Sementara si arogan hanya bisa ngomong ke orang per orang tanpa bisa menjelaskan realitas yang objektif.

Orang arogan bila sudah benci seseorang. Kerjanya hanya mempersoalkan, melarang ini itu, bahkan bertindak semena-mena. Seolah-olah organisasi milik dia. Dia lupa dia itu siapa? Kecuali bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Sementara si orang baik, hanya diam saja. Si orang baik tinggalkan organisasi dengan cara elegan. Tanpa perlu mengungkap alasannya, tanpa perlu membela diri. Apalagi berkoar-koar tentang kondisi sebenarnya. Biarlah, setiap masa ada orang lnya dan setiap orang ada masanya pula.

Jauh di lubuk hati si orang baik, ada sesuatu yang berubah. Mulai menjauhkan diri, bukan karena marah tetapi karena menerima secara diam-diam. Perlahan-lahan, si orang baik akan menciptakan ruang, pergi tanpa perpisahan yang dramatis dan tidak akan menoleh ke belakang lagi. Semuanya sudah cukup dan biarkan si orang arogan berkuasa.

Sampai kapanpun, orang arogan dan orang baik tidak akan pernah bertemu. Tidak mungkin seiring sejalan, karena orang arogan subjektif sementara orang baik objektif. Jadi, tidak akan ada sikap saling menghargai. Itu harga mati. Jangan pernah berusaha untuk sesuatu yang secara hukum tidak mungkin terjadi. Sia-sia dan tidak ada gunanya.

Siapapun Anda, pemilik kekuasaan atau sedang dipercaya menjabat apapun. Jangan pernah rusak kepercayaan orang banyak. Begitu Anda rusak akibat kesemena-menaan, maka sebagian orang akan pergi dari diri Anda. Bila masih ada yang menetap karena mereka tidak bisa bicara dan merasa maklum terhadap Anda. Tapi mereka, sejatinya menyesal dan salah memilih Anda. 

Orang arogan lupa. Kekuasaan, jabatan atau pangkat itu bukan segalanya. Justru amanah itu harus digunakan sebaik-baik kemaslahatan. Bertekad untuk sinergi atau kolaborasi untuk tujuan besar, bukan cuma ajang untuk menyalahkan orang lain lain. Anda merasa benar, orang lain salah. Lucu sekali bila demikian.

Ingat, kehilangan hati yang baik berarti kehilangan sesuatu yang tidak tergantikan. 

Maka mumpung masih ada waktu, hargai mereka selagi bisa, karena begitu mereka pergi, mereka benar-benar hilang. Hati-hati, sikap arogan dan subjektif tidak akan pernah diterima di mana pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun