Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Filosofi Driver Motor Baca, Jangan Menggotong-gotong Beban yang Berat

15 Januari 2025   18:55 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin, kita pernah melihat orang-orang lain yang hidupnya asyik-asyik aja. Kelihatan hidupnya enteng aja, semuanya dijalani dengan santai. Kerjanya lancar, aktivitas sosialnya jalan. Makannya nggak banyak larangan, tidurnya nyenyak. Gembira walau nggak harus banyak ketawa. Seolah-olah, hidupnya tanpa beban. Tenang dan asyik-asyiknya. Itu semua bukan berarti hidup mereka tanpa masalah. 

Bila kita percaya dan yakin. Nggak ada manusia tanpa masalah di muka bumi. Setiap orang punya masalah. Kita punya masalah. Maka mereka yang terlihat asyik-asyik aja pun punya masalah. Kan katanya, nggak manusia yang sempurna. Bila salah aja punya, apalagi masalah. Pasti ada dan selalu ada. 

Tapi kenapa mereka bisa tenang, bisa asyik-asyik aja? Banyak orang nggak tahu. Mereka terlihat asyik dan tenang karena mereka tidak menggotong-gotong beban yang memberatkan hati. Tidak gelisah dengan masalahnya. Mereka tahu cara menghadapi masalah, tidak berkeluh-kesah. Apalagi curcol ke orang lain yang juga bermasalah. 

Mereka asyik dan rileks dalam menyikapi masalah. Kok bisa dan gimana caranya?

1. Karena mereka sudah tidak punya dendam lagi, tidak ada benci yang perlu ditabur.

2. Karena mereka sudah dari lama menerima diri mereka apa adanya, tanpa obsesi yang berlebihan.

3. Mereka tidak lagi menyimpan iri hati terhadap orang lain yang terlihat lebih glowing dan gemerlap.

4. Mereka pun sudah selesai dengan masa lalu dan trauma-traumanya.

5. Mereka sudah melepaskan tuntutan kepada orang lain, untuk memperlakukan mereka dengan cara tertentu.

6. Mereka juga sudah kelar dengan dirinya sendiri, selalu ikhlas atas setiap keadaan.

7. Dan mereka sudah membuka mata batinnya sehingga mampu melihat bahwa hidup ini adalah anugerah yang tidak berkesudahan, yang tidak bisa lain, selain disikapi dengan menikmati dan mensyukurinya sepenuh hati.

Coba deh dicek, teman-teman kita yang asyik dan rendah hati. Pasti mereka selalu ringan hati, ceria, dan apa adanya. Tidak pernah mau pusing terhadap apapun yang diluar kontrol dirinya. Mereka sudah cukup dengan berbuat baik, menebar manfaat, dan menyerahkan sepenuhnya kepada sang pencipta. Coba deh kita sedikit merenung, tarik nafas yang dalam sambil pejamkan mata. Lalu katakan dalam hati, apakah kita sudah ikhlas atas semuanya? Atau kita masih merasa ada beban yang memberatkan diri sendiri?

Mereka asyik dan rileks dalam menyikapi masalah. Tidak gembar-gembor, apalagi terbuai dengan mimpi-mimpi yang berlebihan. Ingat, saya tanya ke orang-orang yang asyik dan rileks dalam hidupnya. Mereka menjawab, sudah tidak menyimpan hal-hal negatif dalam dirinya, dan selalu ikhlaskan apa yang sudah terjadi. Hidupnya untuk lebih baik ke depan, bukan terbenam dalam masa lalu atau terlena sementara di masa kini. Sebuah saja, mereka orang-orang yang 'bersinar' lahir batinnya. Jasmani dan rohaninya sudah seiring sejalan, seirama untuk menjalani hidup ke depan. Bukan meratapi masa lalu dan terlena masa kini. Seperti i driver motor baca keliling, mau hujan atau panas tetap melaju ke kampung sediakan akses bacaan. Nggak ada duitnya aja dikerjain, apalagi ada duitnya.

Masalah di mana pun selalu ada. Rileks saja dan fokus pada solusi, bukan masalahnya. Karena hidup sejatinya adalah perjalanan yang panjang. Maka bawalah bekal, perlengkapan, dan hal-hal utama yang dibutuhkan untuk perjalanan itu saja. Perjalanan yang asyik dan menyenangkan, seperti berkiprah di taman bacaan. 

Jadi, dahulukan Syukur daripada keluh-kesah. Hiduplah yang asyik-asyik aja dan rileks. Apapun masalahnya, nanti juga selesai sendiri dengan skenario-Nya.. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun