Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jauhi Kepemimpinan yang Arogan di Organisasi

18 Desember 2024   05:54 Diperbarui: 18 Desember 2024   05:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arogansi mematikan organisasi (Sumber: Bisik.com)

6.     Mengorbankan kinerja organisasi. Sikap arogan jadi sebab organisasi kehilangan focus perjuangannya. Hanya sibuk dengan urusan remeh-temeh akibat kepemimpinan yang egosentris, sehingga organisasi melenceng dari tujuan awalnya.

7.     Kehilangan kredibilitas. Sikap arogan, cepat atau lambat, pada akhirnya akan menghilangkan kredibilitas orangnya dan organisasinya. Tinggal tunggu waktu saja, untuk banyak orang bereaksi. Karena pemimpinnya arogan dan terlalu membenarkan pikirannya yangsiubjektif.

Arogansi mematikan organisasi (Sumber: Bisik.com)
Arogansi mematikan organisasi (Sumber: Bisik.com)

Jadi hati-hati dengan sikap arogan dalam berorganisasi. Biasanya orang arogan gampang dideteksi. Ciri-cirinya antara lain: 1) merasa lebih unggul dari orang lain, 2) pikirannya subjektif, 3) insecure dan gelisah sendiri, 4) tidak menghargai kontribusi orang lain, 5) percaya diri tapi salah jalan,, 6) susah menerima saran dan masukan, 7) fokusnya mencari kekurangan orang lain, 8) membesar-besarkan hal-hal yang dianggap bagus tentang dirinya, dan 9) pergaulannya terbatas. Dalam bahasa agama, arogan itu disebut takabbur. Kata Imam al-Gazali, arogan merupakan sifat tercela yang harus dihindari. Karenanya, bila sudah berhadapan dengan orang arogan, lebih baik dijauhi. Agar lebih sehat oikiran dan mental.

Pemimpin yang arogan sering lupa. Memimpin itu bukan hanya tentang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Tapi juga tentang kemampuan mendengarkan dan berkolaborasi dengan orang lain. Maka menghindari sifat arogan adalah kunci penting untuk organisasi di manapun. Salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun