Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Bingung Menghafal Jargon-Jargon Guru, Sebuah Distopia Pendidikan di Indonesia

25 November 2024   11:21 Diperbarui: 25 November 2024   11:55 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan siswa membaca (Contoh: Pribadi)

Kasus-kasus siswa yang mengenaskan sudah terjadi. Siswa yang "terjun" di sekolah, pemukulan dan penganiyaan siswa, bahkan kemarahan guru yang berlebihan adalah bukti guru terlalu enak dengan dirinya sendiri. Sehingga tidak peduli lagi kepada siswanya. Tidak dekat dengan siswa, tidak tahu apa yang dialami siswa. Karena guru, terlalu egois dan arogan. Sayangnya hari ini, bisa jadi, banyak guru tidak menyadari sikap egois dan arogansinya sendiri. Harus diakui, hari ini guru yang tidak lagi mau bekerja ekstra untuk mendidik siswa-siswanya. Guru yang terlalu mendominasi ruang kelas sehingga siswa tidak berani untuk berkata sejujurnya. Guru-guru yang selalu defensif, terlalu cuek dengan keadaan siswanya. Akibat guru terlalu egois dan arogan.

Persoalan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, tentu tidak bisa pula dijawab dengan cara mengubah kurikulum. Apalagi hanya mengganti menteri atau dirjen. Sejatinya, kualitas pendidikan hanya bisa dijawab oleh peningkatan kualitas guru. Menjadikan guru yang profesional, guru yang kompeten. Agar kualitas pendidikan tidak "jauh panggang dari api". Ketahuilah, guru sulit berubah bila kompetensinya rendah. Bila kualitas guru lemah, maka mutu pendidikan pun kian terperangah. Maka resep pendidikan, semestinya tingkatkan terus kompetensi guru. Itulah titik penting mutu pendidikan Indonesia. Agar tidak terjadi distopia pendidikan di Indonesia. Selamat Hari Guru!

Guru di kelas (Sumber: Pribadi)
Guru di kelas (Sumber: Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun