Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

70 Persen Orang Asia Baru Persiapkan Masa Pensiun 5 Tahun Sebelum Pensiun

19 November 2024   06:58 Diperbarui: 19 November 2024   10:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi terbaru bertajuk "Pensiun dalam Perspektif Masa Kini: Mempersiapkan Diri untuk Mewujudkan Hari Tua yang Tenang dan Sejahtera" dari Sun Life Asia (Oktober2024) menyebutkan 67% orang Asia, termasuk Indonesia baru akan mulai merencanakan dana pensiun dalam jangka waktu 5 tahun atau kurang sebelum pensiun, sementara 19% lainnya sama sekali tidak memiliki rencana pensiun. Maka dapat dinyatakan, 70% orang Asia baru mempersiapkan masa pensiun 5 tahun sebelum pensiun, 20% tidak punya program pensiun, dan hanya 10% yang sudah punya program pensiun.

Kondisi ini tentu memprihatinkan, apalagi di Kawasan Asia Pasifik akan terjadi perubahan struktur demografi yang signifikan, di mana diperkirakan 1 dari 4 penduduk akan berusia di atas 60 tahun pada tahun 2050. Artinya, usia lansia akan mencapai 25% dari total populasi penduduk, akan terjadi ledakan pensiunan.

Survei Sun Life Asia ini melibatkan 509 responden dari Indonesia dan lebih dari 3.500 responden d ari Tiongkok, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Tujuannnya untuk memahami aspirasi dan praktik perencanaan pensiun di kalangan masyarakat Asia. Terungkap data, bahwa mayoritas responden belum siap secara finansial untuk menghadapi masa pensiun. Semua responden ingin sejahtera di hari tua, namun banyak individu menunda perencanaan pensiun hingga mendekati masa pensiunnya tiba.

Survei ini menyebut pula mayoritas responden mengalokasikan setidaknya 10% dari pendapatan untuk pensiun. Tapi sayangnya 30% responden tidak mengalokasikan dana khusus untuk pensiun, dan rata-rata responden hanya mengandalkan tabungan konvensional sebesar 20% untuk memenuhi kebutuhan finansial di hari tua. Faktanya, masih ada kesenjangan antara niat dan aksi nyata. Niatnya ingin Sejahtera di hari tua, namun aksi nyatanya belum mau memiliki program pensiun. Kondisi ini tentu bertentangan dengan spirit perencanaan pensiun yang semestinya dipersiapkan sejak dini. Maka wajar survei lain menyebut, 50% pensiunan mengharapkan tansferan dari anak atau keluarganya di hari tua.

Dari studi ini dapat dicermati bahwa 1) mayoritas orang Asia (termasuk Indonesia) belum siap secara finansial untuk menghadapi masa pensiun, 2) banyak orang Asia menunda perencanaan pensiun hingga mendekati masa pensiun, dan 3) banyak pensiunan menyesal tidak mempersiapkan rencana menghadapi pensiun sejak dini. Oleh karena itu, untuk membantu seseorang meraih hari tua yang sejahtera -- masa pensiun yang nyaman, harusnya 1) mulai dan berani menabung untuk masa pensiun sejak dini, 2) memilih usia yang tepat untuk mulai mempersiapkan dana pensiun, utamanya pada masa awal bekerja, dan 3) pentingnya edukasi dana pensiun yang masif dan berkelanjutan.

Jadi, mau bagaimana masa pensiun kita nanti? Semuanya terserah kita, mau sejahtera atau merana di hari tua.  Yang jelas, cepat atau lambat, masa pensiun pasti tiba. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun