Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hindari Orang yang Auranya Negatif

15 November 2024   21:40 Diperbarui: 15 November 2024   21:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kali, siapapun bisa berhadapan dengan orang-orang yang negatif. Kerjanya hanya bersiasat dan merasa insecure. Sehingga membangun argumen-argumen subjektif, seolah-olah apa yang dikatakannya benar. Padahal, sejatinya cara berpikir dan sikapnya yang salah. Itulah yang disebut orang ber-aura negatif. 

Orang yang auranya negatif, bisa jadi pergaulannya sempit. Cara pandangnya terbatas. Tapi sayang hidup dalam budaya yang arogan. Sehingga saat bertemu dengan orang-orang yang berbeda pendapat dan pandangan, jadilah perasaan insecure. Lalu bersiasat dan mencari cara untuk menjatuhkan siapapun yang dianggapnya "lawan". Secara faktual, orang-orang negatif ada di dekat kita.

Maka bila berhadapan dengan orang-orang yang negatif. Tidak ada salahnya kita menjauh atau menghindarinya. Karena bicaranya subjektif, arogan dan membangun argumen yang tidak sepenuhnya benar. Orang yang getarannya negatif. Saat berhadapan dengan orang yang negatif, maka cara paling sederhana adalah menjauhi atau menghindarinya.

Secara perlahan tapi pasti, jauhi orang yang negatif. Tetap tenang namun selalu batasi diri saat bertemu dengan si aura negatif. Sambil kita tetap evaluasi diri dan berani bersikap untuk memilih "jalan" berteman dengan orang-orang yang positif. Orang-orang yang apa adanya, mau menjalin komunikasi dengan baik dan tidak bersiasat dalam hidupnya.

Saat bertemu dengan orang yang negatif, lindungi diri untuk selalu berpikir positif. Dengan cara menjauhinya, bukan membencinya. Biarlah waktu yang akan membuktikannya. Jauhi dan hindari orang yang negatif. Agar kita tetap sehat lahir dan batin.

Ketahuilah, setiap orang bisa berubah. Tidak mungkin sama antara dulu dengan sekarang. Sebabnya bisa kekuasaan, jabatan, pangkat atau sikap arogannya sendiri. Apapun dan siapapun bisa berubah. Dulu ngomongnya lain, kini bicaranya pun beda lagi. Maka sadarilah, ada orang-orang yang tabiatnya negatif. Masalahnya, kita tahu lebih cepat atau terlambat?

Seiring bertambahnya usia, sekali lagi hindari orang-orang yang pikirannya negatif. Pilihlah teman yang bikin nyaman. Yang tidak banyak prasangka sekalipun orang lain berbuat salah. Karena di situ, ada kualitas akhlak kualitas etika. 

Mulailah jauhi orang-orang yang negatif. Tanamkan "self love" pada diri sendiri. Jangan habiskan waktu untuk mendengar ocehan-ocehan yang subjektif dan Ttidak penting. Toh, orang-orang negatif itu tidak kasih makan kita. Tidak pula menyekolahkan kita. Biarlah mereka bicara dan biarkan angin yang mendengarkannya. 

Tanamkan self love. Karena mencintai diri sendiri itu penting. Untuk menjaga kesehatan mental, kejernihan berpikir dan bersikap objektif. Karena setiap orang, pasti punya kelebihan di samping kekurangan. Karenanya, hindari orang yang negatif. Belajarlah untuk mencintai diri sendiri. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun