Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Buat Apa Punya Program Pensiun Bila Tidak Tahu Umur Panjang atau Tidak?

1 Oktober 2024   08:25 Diperbarui: 1 Oktober 2024   09:09 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kali, ada yang bertanya. Buat apa punya program pensiun? Toh, masa depan tiap orang tidak ada yang tahu. Punya program pensiun kan belum tentu panjang umur. Banyak uang di hari tua juga buat apa? Betul banget sih, buat apa ya kalau banyak uang di hari tua? Pertanyaan yang mudah tapi sulit dijawab.

Mungkin pertanyaan itu sama dengan buat apa masak di rumah? Kan sekarang juga sudah banyak tempat makan atau resto. Daripada masak sendiri, kan repot. Sudah gitu  belum tentu enak pula, ya mendingan beli saja. Jadi buat apa masak?

Sama juga buat apa kuliah, kalau ujung-ujungnya menikah. Terus akhirnya, akhirnya malah mengurus anak atau bebenah di rumah. Jadi, buat apa sekolah bila akhirnya ke dapur juga. Bila pertanyaan semacam itu "ditaruh" di kepala siapapun, maka selesailah semuanya. Buat apa punya program pensiun, bila kita tidak tahu panjang umur atau tidak. Selesai, selesai semua urusan. Sama dengan pertanyaan, buat apa hidup kalau akhirnya mati juga? Ada yang bisa bantu jawab?

Buat apa punya program? Sama dengan pertanyaan buat apa kuliah atau sekolah? Punya program pensiun itu bukan buat kaya di hari tua, bukan pula biar dibilang sukses. Tapi program pensiun itu untuk bersiap-siap. Biar nanti di masa pensiun, tidak bergantung pada orang lain atau menyusahkan anak. Melatih sikap untuk menabung, bukan konsumtif.

Siapapun tidak pernah tahu masa depan itu seperti apa? Tidak ada yang tahu hari tua itu kayak apa? Tapi kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang seperti apa. Kita paham hari tua pasti tiba. Umur semakin menua. Karenanya, kita harus bersiap mau pensiun seperti apa? Minimal kita jadi tahu, caranya bersiap pensiun. Persis seperti jadi tahu cara memasak, tahu caranya berbenah di rumah. Tahu cara sekolah, tahu kuliah seperti apa? Nah, bagaimana hidup di masa pensiun pun bisa dilatih dan disiasati caranya lewat program pensiun.

Program pensiun itu melatih kita untuk realistis. Untuk antisipasi segala kemungkinan di hari tua. Biaya hidup saat tidak kerja lagi, sakit atau rekreasi. Nyiram kembang di halaman pun butuh listrik kan. Jadi tahu, hari tua harus gimana? Bila punya uang gimana? Bila tidak punya uang harus apa? Kalau mau tajam lagi, buat apa kerja puluhan tahun bila akhirnya tidak punya program pensiun? Coba gimana jawabnya ...

Program pensiun, punya atau tidak, itu dari kesadaran personal. Bukan hanya mengandalkan pesangon dari kantor tempat kerja. Semua sesuai tempatnya, ada porsinya. Pesangon dari pemberi kerja, cukup tidak cukup. Tapi masa pensiun ya tanggung jawab kita sendiri. Mau seperti apa dengan kondisi gimana?

 

Jadi buat apa punya program pensiun? Program pensiun seperti DPLK memang tidak menjamin kita kaya, tidak menjamin kita sejahtera. Tapi program pensiun bisa menjadikan kita sebagai pekerja yang siap, lebih antisipasi terhadap masa depan. Bukan hanya mengeluh uang pesangon kecil. Tapi mau ikhtiar untuk punya program pensiun atas nama diri sendiri, sukarela untuk hari tua. Jadi bila ada yang bingung dan khawatir akan hari tuanya, bisa jadi karena tidak punya program pensiun sejak dini.

Program pensiun itu bukan cuma mempersiapkan hari tua. Tapi menemukan solusi dari masalah keuangan yang dihadapi kebanyakan pensiunan di Indonesia. Karena 7 dari 10 pensiunan itu bermasalah keuangan, hingga akhirnya bergantung pada anak atau terlibat pinjol. Punya program pensiun itu bukan pelit. Tapi bersiap diri untuk hari tua daripada bergaya hidup tinggi atau lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun