Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sekolah Memang Tidak Penting, Lebih Penting Membaca

26 September 2024   09:37 Diperbarui: 26 September 2024   09:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kawan saya bilang, sekolah katanya tidak penting. Alasannya, karena sekolah cuma menghabiskan uang, membuang-buang waktu. Katanya lagi, sekolah juga sering merampas waktu tidur, bermain, dan family time. Belum lagi zaman now, sekolah dianggap sarang berbagai jenis bullying-perundungan.

Orang sekolah, pendidikan tinggi pun belum tentu dapat pekerjaan yang layak. Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi, bila akhirnya mengurus anak dan masak dapur. Sekolah tidak menjamin kaya apalagi sukses. Toh, banyak juga orang yang sekolah tinggi tapi tidak beretika. Lulus sekolah cuma dapat ijazah tapi tidak paham apa yang dipelajarinya. Maka wajar kata Om Rocky Gerung, ijazah itu hanya bukti kita pernah sekolah, bukan berpikir.

Banyak juga yang bilang. Bahwa apa yang sudah dipelajari di sekolah sering kali tidak ada kaitannya dengan kehidupan. Ilmunya tidak relevan dengan pekerjaan. As you can see, orang-orang akhirnya bilang"ngapain belajar? besok lo kerja juga tu ilmu kagak dipake". Ada benarnya sih walau itu "bad statement".

Sekolah memang tidak penting. Karena sekolah bisa di mana saja. Sekolah bisa di taman bacaan, sekolah bisa di lingkungan masyarakat, bahkan sekolah bisa di kebun, di gunung, di laut dan di mana saja. Sekolah yang ada gedungnya, itu hanya sekolah formal. Sekolah yang sempit, karena dibatasi oleh ruang dan waktu. Seperti membaca buku pun bisa di mana saja. Baca buku di kafe, di angkutan umum, di halaman kampus, atau di rumah. Asal jangan baca buku sambil ngobrol, tidak ada gunanya.

Jadi, bila dibilang sekolah tidak penting ya boleh-boleh saja. Karena sekolah dianggap "jalan" untuk sukses atau kaya. Itu namanya sekolah salah niat. Tapi harusnya, sekolah itu untuk bertahan hidup, sekolah untuk mampu menerima realitas. Agar tidak hidup dalam mimpi. Lagi pula, apa bisa pengen hidup enak tanpa sekolah? Apa bisa hidup nyaman tapi malas belajar, malas membaca? Sekolah itu untuk memperbaiki diri, agar tahu mana yang baik dan tidak baik. Mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat.

Tapi bila mau menyebut sekolah tidak penting pun tidak apa-apa. Seperti kata Ivan Illich, "sekolah memang tidak penting, tapi untuk mengatakan bahwa sekolah itu tidak penting, kalian mesti sekolah dulu". Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun