Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pentingnya Bersikap Masa Bodoh

1 Juni 2024   16:57 Diperbarui: 1 Juni 2024   23:34 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cuma catatan sore hari, saat membaca buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson. Ketika seseorang dianggap pecundang karena kegagalannya di mata orang lain. Dianggap banyak salahnya daripada benaranya. Dituding menyeleweng, dituduh macam-macam. 

Tapi dia tetap menerima apa adanya, tidak banyak argumen apalagi membela diri. Hingga suatu waktu semuanya berbalik, seseorang yang dianggap pecundang justru jadi pemenang. Karena kemampuan sederhananya untuk jujur pada dirinya sendiri. Cukup mengakui apa yang kurang padanya dan segera ikhtiar memperbaiki diri. 

Ternyata di zaman begini, untuk menjadi pemenang ada pada diri sendiri. Harus berani bersikap "masa bodoh" atas apa yang dikatakan orang. Cuek atas perilaku dan tindakan jahat orang lain. Bahkan tidak usah peduli pada seberapa banyak kaki kita melangkah. Cukup jalani yang baik dan kerjakan yang bermanfaat untuk diri sendiri. 

Sementara hari ini banyak orang terobsesi untuk mewujudkan mimpinya. Ingin berkuasa, ingin bahagia, ingin jadi orang paling baik dan paling dikagumi. Ternyata obsesi itu semua justru makin memperlihatkan kekurangan kita. Terlalu fokus pada mimpi, lalu mengabaikan hal-hal sederhana untuk jadi diri sendiri, untuk jujur pada diri sendiri, dan untuk menghargai diri sendiri. Menghargai diri sendiri saja tidak bisa, apalagi menghargai orang lain. 

Ada benarnya, siapapun tidak perlu menjadi sempurna di mata orang lain. Jangan takut pula pada orang lain. Diomongin, dighibahi, bahkan difitnah biarkan saja. Bersikap masa bodoh itu ternyata penting banget. Kita memang tidak mungkin "menyenangkan" semua orang. Jadi, tetaplah jadi diri sendiri. Bertindak apa adanya, bukan ada apanya. 

Hari ini, sebagian besar orang hanya bisa membicarakan atau mengeluh saja ketika melihat masalah. Bahkan merasa perlu mencari kambing hitam, siapa penyebab masalahnya? Akhirnya yang dilakukan sebatas mengumpat dan menyalahkan orang lain. Dan ujungnya hanya menghindar dari masalah, bukannya menyelesaikan masalah. Senang membahas masalah tanpa memberi solusi apapun. 

Mark Manson, tegas menyebut jadilah orang yang bersikap bodo amat. Apalagi menghadapi orang-orang yang angkuh, subjektif, tidak realistis, dan insecure pada dirinya sendiri. Jangan gubris apapun, fokuslah untuk selalu memperbaiki diri. Karena sejatinya, memang tidak ada manusia yang sempurna. Maka bersikap bodo amat, adalah pendekatan yang paling waras dan efektif untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Di sekitar kita, pasti ada orang-orang yang nyinyir. Orang-orang yang sok berkuasa. Dan orang-orang yang kerjanya hanya "mempermasalahkan" bukan "menyelesaikan". Maka sikapi dengan bodo amat. Toh, mereka tidak kasih makan kita, tidak pula sekolahkan kita. Jadi, tidak semua orang bisa sukses. Semua tergantung sikap dan karakternya. Ada yang jadi pemenang, ada yang tetap sebatas pecundang.

Saat ini dan esok. Nyatanya, masih akan terus ada "anjing paling mungil biasanya menggonggong paling keras". Entah karena apa? Bila direnungkan, kita pasti tahu jawabannya tapi cukup dalam hati saja. Jadilah literat. #KopiLentera #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun