4. Tunda atau batalkan Tapera agar tidak tumpang-tindih dengan program wajib yang sudah ada. Tabungan hari tua sudah ada program wajibnya, dan Tapera harus fokus pada kepemilikian rumah bukan tabungan hari tua.Â
5. Kok bisa bikin skema Tapera, mau atau tidak mau punya rumah setiap pekerja wajib bayar. Bagi pekerja, uang 3% setiap bulan itu sangat bermanfaat untuk sekolah anaknya.
Harus disadari, kondisi ekonomi Indonesia itu tidak sedang baik-baik saja. Pekerja masih dihadapkan problem ekonomi dan daya beli yang cenderung menurun. Pemberi kerja dan pengusaha pun masih berjibaku dengan kompetisi bisnis yang kian sulit. Jangan lagi ditambah dengan beban ekonomi yang belum tentu dibutuhkan, belum tentu terwujud di kemudian hari. Rumah memang penting tapi harus dikaji dan melibatkan data yang akurat. Bukan hanya membuat program wajib seperti Tapera yang bermanfaat atau tidak bermanfaat, semua wajib bayar atau wajib potong gaji. Kebijakan yang aneh.
Tapera jadi blunder. Niatnya untuk rumah, kenapa jadi tabungan hari tua? Soal skema Tapera, sudah saatnya duduk bareng dan memilih skema yang paling pas untuk membantu kepemilikan rumah bagi pekerja. Tapera itu tabungan perumahan, bukan tabungan hari tua. Lagi pula, apa iya uang Tapera bisa dibelikan rumah pada puluhan tahun mendatang? Tolong dipikirkan dan dipertimbangkan, jangan cuma mewajibkan potong gaji doang!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H