Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

5 Usulan Konkret, Tapera Harusnya Sukarela Bukan Wajib

30 Mei 2024   14:59 Diperbarui: 30 Mei 2024   15:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Tunda atau batalkan Tapera agar tidak tumpang-tindih dengan program wajib yang sudah ada. Tabungan hari tua sudah ada program wajibnya, dan Tapera harus fokus pada kepemilikian rumah bukan tabungan hari tua. 

5. Kok bisa bikin skema Tapera, mau atau tidak mau punya rumah setiap pekerja wajib bayar. Bagi pekerja, uang 3% setiap bulan itu sangat bermanfaat untuk sekolah anaknya.

Harus disadari, kondisi ekonomi Indonesia itu tidak sedang baik-baik saja. Pekerja masih dihadapkan problem ekonomi dan daya beli yang cenderung menurun. Pemberi kerja dan pengusaha pun masih berjibaku dengan kompetisi bisnis yang kian sulit. Jangan lagi ditambah dengan beban ekonomi yang belum tentu dibutuhkan, belum tentu terwujud di kemudian hari. Rumah memang penting tapi harus dikaji dan melibatkan data yang akurat. Bukan hanya membuat program wajib seperti Tapera yang bermanfaat atau tidak bermanfaat, semua wajib bayar atau wajib potong gaji. Kebijakan yang aneh.

Tapera jadi blunder. Niatnya untuk rumah, kenapa jadi tabungan hari tua? Soal skema Tapera, sudah saatnya duduk bareng dan memilih skema yang paling pas untuk membantu kepemilikan rumah bagi pekerja. Tapera itu tabungan perumahan, bukan tabungan hari tua. Lagi pula, apa iya uang Tapera bisa dibelikan rumah pada puluhan tahun mendatang? Tolong dipikirkan dan dipertimbangkan, jangan cuma mewajibkan potong gaji doang! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun