Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan Dunia Literasi, Mengerjakannya Tanpa Passion

19 Mei 2024   09:27 Diperbarui: 19 Mei 2024   09:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedari pukul 08.30 WIB hari ini (19/5/2024), anak-anak ini sudah berada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sementara aktivitas TBM baru akan dimulai pukul 10.00 WIB. Mereka datang lebih dulu ke TBM, Bisa membaca, bisa bermain dengan teman sebaya. Anak-anak yang raji ke taman bacaan. Itulah yang saya sebut "membangun kebiasaan". Karena taman bacaan bukan mencetak kaum "kutu buku" tapi membiasakan perilaku yang baik. Tapi bila bisa jadi "kutu buku" ya Alhamdulillah.

Bagi TBM Lentera Pustaka, kebiasaan baik itu budaya atau kultur. Di mana pun, kultur yang baik hanya dapat diciptakan melalui kebiasaan yang baik. Dibiasakan atau membiasan sama baiknya, yang sulit itu bila tidak pernah terbiasa. Karena terbiasa melakukan sesuatu akan melahirkan kesungguhan (passion). Banyak orang lupa "passion" itu tidak akan pernah ditemukan. Tapi dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Mengelola TBM butuh passion, membaca buku butuh passion, bahkan berbuat baik pun membutuhkan passion. Semuanya harus bisa jadi passion, bukan sekadar melakukan.

 

Terus terang, apapun yang kita kerjakan. Pada akhirnya, seleksi alam akan berlaku. Yang tidak punya passion akan menjauh dengan sendirinya. Tapi yang punya passion akan terus berjuang dan melangkahkan kakinya ke taman bacaan. Bila ada bangsa yang maju dan tidak, orang sukses dan tidak itu hanya soal passion.

 

Karena saya sih yakin. Kebiasaan berbasis passion itulah yang dapat membentuk pola pikir yang well-educated. Mereka yang punya karakteristik adaptif dan peka terhadap perubahan. Komit untuk mengubah keadaan menjadi kebaikan secara nyata. Mampu mengubah niat baik jadi aksi nyata.

Tapi sayang, banyak orang hari ini. Berjibaku membangun pola pikir baik tanpa diimbangi kebiasaan baik. Akhirnya, semua yang dilakukan tanpa passion. Wajar jadi banyak mengeluh dan gampang putus asa atas apa yang dikerjakan. Itulah sebenar-benarnya tantangan berat dunia literasi dan taman bacaan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun