Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Apa-apa Kehilangan, Nanti Segera Menemukan Gantinya

12 Mei 2024   22:23 Diperbarui: 12 Mei 2024   22:50 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti semua orang pernah kehilangan ya. Kehilangan dompet di jalan, kehilangan pekerjaan, kehilangan orang tua, bahkan kehilangan harta-benda sekalipun. Sedih wajar tapi tidak usah berlarut-larut. Segeralah bangkit dan temukan kembali yang pernah hilang. Tidak apa-apa hilang, Yoh nanti akan ada gantinya.

Begitu pula dalam pergaulan. Kita bisa saja kehilangan teman yang selama ini dekat dengan kita. Kehilangan kawan ngobrol, bahkan kehilangan rekan yang sering memuji kita, atau pernah kawan yang pernah kita banggakan. Sekali lagi, tidak apa-apa. Kehilangan itu sebuah kodrat.

Apapun yang hilang, tidak apa sahabat. Sikapi dengan bijak dan realistis. Bahwa hilang itu bisa terjadi kapan saja dan soal apa saja. Asal jangan kehilangan jati diri dan semangat untuk menjadi lebih baik. Karena bumi masih berputar, matahari pagi pun masih terbit. Selama air masih mengalir, dan cinta-Nya tidak pernah berkurang pada diri kita, tidak apa-apa kehilangan apapun selagi di dunia. Asal jangan kehilangan Allah SWT, jangan sampai kehilangan Tuhan.

Coba renungkan, kapan kita akan menengok k atas. Pasti ketika menengok kanan dan kiri, melihat ke depan dan belakang ternyata tertutup tembok semua. Tidak ada pilihan selain menengok ke atas. Dan di atas itulah kita bisa berdialog dengan Allah, bertutur dengan-Nya.

Saat kehilangan, justru Allah ingin membuat kita melihat sejenak ke atas. Untuk menyebut dan menegaskan "masih ada Allah" sang pemilik langit dan bumi beserta isinya. Jadi kehilangan apapun soal dunia tidak masalah. Tapi saat menengok ke atas, maka Allah mengingatkan bahwa kita itu istimewa di mata-Nya. Kita dipilih-Nya, kita begitu disayang-Nya. Sehingga masih tetap sehat dan masih mampu dekat dengan-Nya. Sekaligus mengingatkan, mungkin selama ini  melalaikan-Nya. Kita terlalu angkuh dan arogan hingga menutup mata akan semua cinta-Nya. Terlalu menggunakan nafsu dan logika yang tidak sepenuhnya benar untuk berjalan.

Apapun yang hilang dari kita itu hanya sementara. Dan Allah pasti akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Memang begitu hukum alamnya. Maka tetaplah ikhtiar yang baik, sabar dan bersyukur di segala keadaan. Ingat, the show must go on. Jadi, hadapi dan jalani saja apa adanya sambil tetap berharap hanya kepada-Nya, bukan kepada manusia lainnya.

Hilang dan hilang, tidak apa-apa. Tidak dihargai tidak apa, tidak dipedulikan tidak apa juga. Lalu semuanya habis, pergi, dan menjauh. Sungguh tidak apa-apa. Karena saat itu terjadi, justru kita akan segera menemukan yang pas untuk kita.

Tenang saja saat kehilangan. Karena di sanalah kita akan menemukan jati diri kita yang sebenarnya. Lalu menemukan Ilahi Rabbi sang penguasa alam. Sehingga sirna semua gelap yang pernah ada.

Seperti kata Rumi, "Aku kehilangan segalanya. Namun aku menemukan diriku...". Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KopiLentera 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun