Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saat Aku Terduduk di Pelataran Masjidil Haram

22 April 2024   18:23 Diperbarui: 22 April 2024   18:46 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat terduduk dan tafakur di pelataran Masjidil Haram Mekkah, ketika Umroh yang baru saja usai. Bagus untuk introspeksi diri. Saya pun menghadirkan pertanyaan:

"Kenapa saya bisa ada di sini (Mekkah);ya?"

"Untuk apa saya di sini (Umroh)?"

"Siapa pula yang ciptakan tempat ini?"

"Kenapa begitu banyak umat yang hilir mudik ke Ka'bah Baitullah?"

Tapi sayangnya, pertanyaan itu tidak terlalu menarik untuk orang lain. Pertanyaan yang dianggap remeh, dan tidak penting. Karena jawabnya abstrak. Kita lebih tertarik memikirkan dan belajar tentang uang, sukses dan apapun yang sifatnya material. Benda, barang dan sejenisnya. 

Tertarik banget, bila membahas teknik meningkatkan income dalam waktu singkat. Atau cara mempengaruhi orang lain. Atau tips sukses dalam bisnis atau bekerja. Maka, berlomba-lombalah untuk sukses, untuk punya banyak income. Hebat kan?

Tapi apa yang diperoleh setelah sukses dan banyak uang? Ternyata di kemudian hari, hidupnya mulai terasa hampa, kosong, dan terjebak rutinitas semu. "Kok, hidup begini aja ya?" kata si orang sukses. 

Kita itu sering salah. Nggak mau memikirkan dan berpikir.  Sehingga nggak paham hidup itu untuk apa? Kenapa Al Qur'an ada? Terlalu cepat bilang, hidup itu jalanin aja. Gampang bilang Al Quran nanti aja. Kita malas, kita nggak mau memikirkan.

Kenapa malas? Mungkin nggak kenal, nggak paham. Hidup itu apa dan Al Qur'an buat apa? Coba deh dibayangin, misalnya kita punya sahabat dekat terus dia bilang gini..

"Bro, saya alhamdulillah Allah kasih banyak harta dan berlimpah lagi. Elo lagi butuh apa Bro? Bilang aja bro. Apapun saya kasih. Sekali lagi apapun bro. Dari air minum sampai uang pun, insya Allah saya kasih bro. Telpon ya Bro kalo perlu?"

Kalau punya sahabat seperti gitu, gimana menurut kita? Enak nggak kira-kira? Jawabnya, pasti enaklah. Tenang banget dan nggak takut kekurangan. Ada yang jamin, sahabat kita. Tapi sayang itu cuma omong kosong! Cuma disuruh bayangin doang.

Kecewa ya, sebab omong kosong. Karena nggak kenal sama Allah sih. Bila mau seperti kata sahabat tadi ya bicara dan lapor ke Allah. Minta dan minta. Kan Allah sendiri yang bilang: "Dan Tuhanmu Maha Kaya, penuh rahmat......" (QS. Al-An'am 6: Ayat 133).

Masih belum yakin? Nih baca deh, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186).

Kenapa belum terjadi? Ya, problemnya adalah kita sering menganggap Allah itu cuma fiktif. Maaf ya, mungkin kita nggak pernah menganggap Allah itu benar-benar ada!. Kenapa? Karena kita dikasih akal tapi ngga digunakan untuk berpikir tentang diri kita sendiri . Bertanyalah, "Saya dari mana?" dan 

"Mau ke mana?". Ke mana dan di mana tempat paling terakhir kita? Apa kita sudah mengenal-Nya dan menjalankan perintah-Nya?

Ketahuilah, "0rang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191).

Serius nih, tidak satu pun di muka bumi ini diciptakan dengan sia-sia. Maka, dekati Allah maka Dia akan lebih dekat. Nggak ada ruginya, karena Allah Maha Kaya dan suka banget memberi apapun. Allah nggak perlu "lihat kantong" saat mau memberi. Dikasih rumah, kendaraan, biaya anak sekolah, bahkan pergi umroh sekalipun.

Dari yang kecil hingga yang besar, dari yang masuk akal hingga yang out of the box alias nggak terduga. Semuanya bisa dilakukan Allah. Kapan pun dan di mana pun. Begitulah kaum yang yakin dan sudah paham tentang Allah, tentang Al Qur'an dan ajarannya. 

Tapi bila belum kenal dan nggak yakin. Saya ucapkan "selamat datang di negeri dongeng", di dunia khayalan.  Mau sampai kapan begitu? Salam literasi!

Sumber: Pribafi
Sumber: Pribafi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun