Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Bawah Sengatan Matahari, di Langit Ka'bah

21 April 2024   18:06 Diperbarui: 21 April 2024   18:20 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah sengatan matahari berderajat 36 celcius, menghadap Ka'bah Baitullah. Saya dan anak bungsu saya tetap sholat sunnah, melafazkan talbiyah hingga bermunajat khusus kepada-Nya. Tidak masalah berkeringat, karena keringat yang didedikasikan untuk Allah, untuk urusan akhirat. Sengatan matahari dan keringat bukan untuk urusan dunia. 

Sengatan matahari di Ka'bah memberibpesan penting. Bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah hidup tenang bila yang dikejar dunia semata. Tidak akan tenang jika yang dikejar hanya pujian dan penilaian baik dari manusia. Karena dunia dan seisinya hanya sementara. Sebaliknya, apalah artinya sengatan matahari bila fokusnya pada penilaian Allah. Untuk menggapai ridho dan berkah dari-Nya. Agar hidup lebih tenang, lebih nyaman menjalaninya.

Banyak orang mulai lupa. Hidup hari ini orientasinya hanya dunia semata. Senang dipuji manusia. Pergi gelap pulang gelap. Hingga lupa, di balik semuanya, ada sang pemilik takdir sang pencerah hidup manusia. Allah SWT tumpuannya. Maka, pujian dan celaan manusia sama sekali tidak ada pengaruhnya. Bila fokusnya pada Allah, fokus pada amal ibadah yang dikerjakan. Sekalipun di bawah sengatan matahari. Sekaligus untuk menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, lahir dan batin.

Imam Ibnu Hazm RA berkata,"Cara paling mujarab untuk memperoleh ketenangan adalah mengabaikan ucapan manusia dan memperhatikan perkataan Allah Rabb alam semesta." (Mudawatun Nufus: 80).

Karena itu, ibadah umroh atau haji menjadi penting. Untuk berserah diri kepada Allah, untukbmenghilangkan kefakiran sekaligus menghapuskan dosa-dosa. Karena sejatinya, manusia di dunia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. 

Semua butuh proses, tidak ada yang instan. Karena umroh berarti melakukan serangkaian ibadah, dari mulai niat, tawaf, sa'i, dan diakhiri dengan tahalul. Umroh tidak cukup hanya uang, tidak cukup cuma terbang. Tapi harus punya keikhlasan hati. Untuk mengikuti proses  sesuai perintah Allah. Menjalani proses untuk menggapai ridho dan berkah-Nya.

Lalu, kenapa hari ini. Masih banyak di antarakita yang menghindar dari sengatan matahari? Apa karena angkuh atau karena sudah kehilangan Tuhan. Maka sekali-kali, biarkan diri ini berkeringat di bawah sengatan matahari. Hanya untuk menghadap-Nya, menyembah-Nya dan bermunajat hanya kepada-Nya. Salam literasi #UmrohSyawal #IbadahUmroh #TBMLenteraPustaka

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun