Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang-orang Pesimis, Hanya Melihat Duri Bukan Bunga Mawar

6 Maret 2024   13:08 Diperbarui: 6 Maret 2024   13:14 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Orang-orang optimis selalu melihat bunga mawar, bukan durinya. Tapi orang-orang pesimis sebaliknya, hanya terpaku pada duri dan melupakan indahnya bunga mawar. Orang optimis berjuang mencari cahaya di balik kegelapan. Tapi orang pesimis justru merasa gelap terus tanpa ada cahaya terang. Orang pesimis terbiasa berpikir negatif. Maka perilakunya pun sangat berpotensi negatif.

Orang-orang pesimis berdalih tidak punya waktu untuk membaca buku. Sibuk dan lelah mencari uang. Sementara orang-orang optimis selalu berani menyisihkan waktu membaca buku. Orang pesimis berdalih tidak punya waktu untuk bersosial. Tapi orang optimis justru menyediakan waktu untuk mengabdi ke masyarakat. Orang pesimis isi kepalanya hanya prasangka. Tapi orang optimis selalu ikhtiar tanpa peduli penilaian orang lain. 

Hari ini, bisa jadi orang-orang pesimis. Belum bertindak sudah berpikir yang jelek-jelek. Takut hujan, khawatir tidak direspon, hingga berkeluh-kesah tentang keadaan. Sementara orang-orang optimis hanya tahu mengerjakan dan melakukan. Aksi dan eksekusi, apapun alasannya. Orang pesimis, berdoa saja takut tidak diterima Yang Maha Kuasa. Akhirnya, tidak mau berdoa lagi. 

Jadilah orang optimis. Berpikir positif dan mengerjakan yang harus dikerjakan. Jangan pernah meninggalkan amal karena takut tidak ikhlas. Jangan meninggalkan pengabdian pada umat karena takut diomongin. Jangan tidak mau bersedekah karena uangnya sedikit. Jangan pernah berpikir esok hujan karena malas bekerja. Jangan meninggalkan zikir karena takut tidak bisa khusyu. Dan jangan meninggalkan amanah karena terasa berat. 

Berbuat baik dan menebar manfaat, di mana pun dan sekecil apapun adalah perbuatan mulia. Jangan bilang tidak ada manfaatnya, jangan pula pesimis atas setiap ikhtiar yang dilakukan. Tugas kita adalah berusaha, bukan menuntut hasil. Kerjakan yang baik selagi mampu dan bisa. Karena beramal, bersosial, bersedekah, dan berzikir berarti menjalankan amanah sebagai mahkluk-Nya. 

Teruslah ikhtiar yang baik. Teruslah menebar manfaat kepada sesama. Jangan peduli pada penilaian orang lain. Jangan berharap suka dari orang yang membenci kita. Biarlah semuanya berproses. Karena semuanya akan indah pada waktunya. 

Niatkan semuanya karena Allah SWT. Bukan karena ingin dipuji manusia. Agar pikiran dan tindakan selalu optimis. Bukan jauh-jauh pikiran dan perilaku pesimis. Agar kita selalu mau memperbaiki diri. Senantiasa optimis dalam tutur, pikir, dan perbuatan. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun