Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terkena Gangguan Jiwa saat Gagal Memanfaatkan Waktu

5 Januari 2024   07:36 Diperbarui: 5 Januari 2024   07:49 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari, saya ditanya seorang anak kecil saat saat melihat ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang sepanjang hari duduk di pinggir jalan, sambil menggaruk kepala sambil telanjang dada.

"Pak, kenapa sih orang itu buang-buang waktu duduk di situ melulu tiap hari?"
Saya menjawab, "Oh iya Nak, itu orangnya lagi sakit jiwa disebut ODGJ, pikiran nya terganggu. Maka kita yang pikirannya sehat harus mengerti kondisinya. Doain aja biar bapak itu sembuh ya"

Memang betul, si bapak ODGJ itu terkena gangguan jiwa. Sepanjang hari duduk dengan tatapan kosong, kadang bicara sendiri, lebih sering melamun, dan tangannya tidak pernah berhenti menggaruk kepala. Sampai si anak kecil yang bertanya hafal banget dengan tingkah lakunya. Karena sering melihat di jalan menuju sekolah. Meskipun si ODGJ, perilakunya tidak mengganggu orang lain.

Bila dicermati, pertanyaan anak kecil ada benarnya. Kenapa si bapak ODGJ dianggap buang-buang waktu di jalan setiap hari? Jawabnya, karena dia sakit jiwa. Nah, kita yang sehat (tidak ODGJ) tapi gemar membuang-buang waktu, mau disebut apa?  Setiap hari berkeluh-kesah tanpa punya solusi. Menyia-nyiakan waktu untuk memperbaiki diri atau berubah menjadi lebih baik? Tertawa sendiri di depan handphone, nongkrong berlama-lama di kafe, atau hanya ngobrol di WA tanpa ke kenal waktu lagi.

Katanya, waktu adalah hal yang paling berharga. Katanya lagi, waktu tidak bisa diputar ulang atau kembali lagi. Tapi di saat yang, kita seringkali tidak menghargai waktu. Hingga berapa banyak waktu yang terbuang percuma, sia-sia tanpa bisa dimanfaatkan untuk aktivitas positif dan bermanfaat bagi orang banyak. Waktu ternyata bukan soal milik kita. Tapi waktu harusnya digunakan untuk apa? Waktu yang dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Mana yang prioritas mana yang bukan prioritas?
Waktu memang tidak minta dihargai. Tapi waktu yang menyuruh kita bisa membaginya dengan baik, agar apapun lebih efisien dan efektif. Sehingga 24 jam satu hari bisa digunakan untuk perbuatan baik dan bermanfaat. Karena waktu yang terbuang percuma pasti berdampak negatif, seperti: 1) kerjaan jadi menumpuk, 2) pikiran stres, 3) kepedulian sosial hilang, dan bahkan 4) sibuk tapi nggak karuan. Maka, kita harus mau dan berani belajar lagi tentang waktu. Kenapa orang lain bisa produktif, lalu kita tidak? Kenapa yang lain bisa memanfaatkan waktu, kita tidak?
Waktu memang punya kita, bukan punya orang lain. Tapi terlalu banyak orang hari ini, justru mengikuti waktu orang lain. Menunggu dan menunggu hingga habis bergelas-gelas kopi. Hingga terbiasa membuang-buang waktu.

Sadarilah, saat kita tidak memakai waktu dengan baik untuk yang bermanfaat maka waktu akan menguasai kita. Mumpung masih punya waktu, jangan biarkan waktu yang telah berlalu membuat kita menyesal. Bukankah waktu adalah teman terbaik yang akan selalu ada untuk kita, kapanpun dan di manapun.

Dan kini di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, saya pun masih belajar tentang waktu. Waktu untuk aktivitas yang baik dan bermanfaat. Agar tidak lagi gemar membuang-buang waktu. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka @catatan perjalanan ke Danau Toba, 5 Januari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun