Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Biarkan Tuhan yang Menilai Kita

17 Desember 2023   06:44 Diperbarui: 17 Desember 2023   06:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kini, tidak kurang 200 orang anak-anak dan warga yang menjadi pengguna layanan taman bacaan setiap minggunya.  Bergerak secara alamiah, tiap jam baca, ada banyak orang melangkahkan kaki ke taman bacaan. Taman bacaan pun tidak luput dari prasangka buruk dan sikap benci orang lain. 

Ada yang mengggangu, ada yang menjual asetnya, ada melarang anaknya membaca, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali. Biarlah, mungkin mereka orang-orang yang sudah lupa pentingnya berbuat baik dan menebar manfaat.

Lupa kebaikan kecil ada di taman bacaan. Mulai dari membimbing anak-anak yang membaca, mengajar baca tulis kaum buta aksara, mengajar calistung anak kelas prasekolah, memberi nasihat baik, bersosial dan memotivasi, hingga menjadi driver motor baca keliling ke kampung-kampung yang tidak punya akses bacaan. 

Semua itu perbuatan baik. Tapi mungkin tidak luput dari penilaian buruk orang lain. Biarlah, karena toh mereka bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa pula.

Maka biarlah Tuhan yang menilai kita. Karena apapun dan semuanya itu ada di antara kita dan Tuhan. Apa yang kita perbuat dan kerjakan tidak akan pernah ada di antara kita dan orang lain. 

Apapun yang baik, biarlah Tuhan yang menilainya. Karena apa yang diperbuat pasti akan kembali pada yang melakukannya, Percayalah itu, hukum alam pasti bekerja dan tidak pernah salah orang. 

Maka jangan pedulikan apa yang orang lain pikir dan katakan atas perbuatan baik yang kita lakukan. Tapi percayalah, pandangan Tuhan hanya tertuju pada orang-orang yang berbuat baik secara konsisten. Karena Tuhan pasti sanggup melihat ketulusan hati kita.

Ketahuilah, selalu ada orang-orang yang kerjanya membenci. Sekalipun kita tidak pernah menganggu mereka. Kita berbuat baik dan bersikap baik saja, mereka tetap membenci. Itulah toxic people, orang-orang yang nyata-nyata harus dijauhi. Karena mereka, tidak akan pernah kelar dengan dirinya sendiri.

Maka biarkan Tuhan yang menilai kita. Dan biarkan pula orang-orang buruk menilai dan menghakimi hidup kita semau mereka. Toh, mereka bukan apa-apa dan bukan siapa-siap pula. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun