Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenapa Masih Mengeluh Setiap Pagi?

14 Desember 2023   07:40 Diperbarui: 14 Desember 2023   07:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sahabat saat terbangun pagi, kenapa masih ada yang berkeluh-kesah? Khawatir hanya urusan dunia, gelisah hanya urusan pekerjaan. Bukankah semuanya sudah diatur oleh-Nya. Kita hanya ikhtiar yang baik dan menyempurnakannya dengan doa. Mungkin, yang kurang tinggi bukanlah pekerjaan atau pangkat. Tapi rasa syukur yang masih terlalu rendah. Atas apa yang masih dimiliki saat ini.

Syukurlah sahabat atas apa yang ada. Pagi hari dan seterusnya, jalani semampunya. Nikmati seadanya, dan syukuri segalanya.
Karena apa yang dimiliki hari ini, bisa jadi sudah pas untuk kita. Sesuai amal ibadah dan anugerah dari-Nya.

Kata syair lagu, syukuri apa yang ada.
Karena anak yang berisik justru jadi impian wanita yang tidak punya anak. Rumah yang kecil adalah impian orang yang tergusur dan terusir. Pekerjaan yang lelah adalah impian para pengangguran. Harta yang sedikit adalah impian mereka yang terlilit utang. Bahkan buku-buku yang terpampang pun jadi impian mereka yang tidak mampu membacanya.

Lagi-lagi bersyukurlah, karena sandal jepit yang masih dipakai pun menjadi dambaan bagi mereka yang hari ini "tidak memiliki kaki". Lalu, apalagi yang mau dikeluhkan?
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat" (QS. Ibrahim 14: Ayat 7). Tidak ada yang tidak adil di dunia ini. Semua sudah dalam skenario-Nya. Tidak perlu gelisah, apalagi khawatir.


Bila tidak mampu mensyukuri, maka cukup bersabar dalam segala keadaan. Masalah atau cobaan terkadang datang untuk meninggikan derajat. Dan tidak ada masalah yang melampaui kekuatan kita. Saat ditempa cobaan, hanya sabar yang jadi solusinya.

Pada perkara dan urusan dunia. Sejatinya yang kurang tebal bukanlah isi dompet, namun sabar yang kadang masih sangat tipis. Bukan jabatan atau pekerjaan yang kurang tinggi namun rasa syukur yang masih rendah. Dan bersyukur bukan karena banyak atau sedikitnya. Tapi bagaimana cara kita mensyukurinya?

Literasi pagi selalu mengingatkan. Sabar dan syukur adalah obat paling mujarab yang menyehatkan jiwa dan menyegarkan tubuh. Salam literasi ... #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun