Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hati-hati, 5 Fakta Pahit Pekerja di saat Pensiun

27 November 2023   13:17 Diperbarui: 27 November 2023   13:20 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan juta pekerja di Indonesia, bisa jadi "dihantui" fakta pahit di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Selain ketakutan akan di-PHK dari tempatnya bekerja, tidak sedikit pekerja yang memasuki masa pensiun dalam kondisi tidak memiliki keuangan yang cukup. Untuk membiayai kehidupannya sendiri di hari tua. Sebut saja, fakta pahit di masa pensiun.

Dari berbagai literatur yang ada, sangat mungkin pekerja mengalami fakta pahit di masa pensiun. Akibat tidak tersedianya dana yang cukuo untuk hari tua. Terlalu mengandalkan program JHT (Jaminan Hari Tua) BPJS Ketenagakerjaan yang notabene sama sekali tidak mencukupi. Lupa bahwa JHT itu hanya sebatas memenuhi kebutuhan dasar. Tidak akan mampu membiayai standar hidup seperti waktu bekerja, apalagi gaya hidup.

Setidaknya, ada 5 (lima) fakta pahit yang dialami pekerja setelah memasuki usia pensiun, yaitu:

1. Ternyata tabungan yang dimiliki saat memasuki pensiun sama sekali tidak cukup untuk membiayai hidupnya di hari tua, di masa pensiun.

2. Masih punya utang alias cicilan di masa pensiun, sehingga uang pensiun habis dipakai untuk membayar utang.

3. Gaya hidup sewaktu bekerja terlalu tinggi sehingga jadi beban pikiran di masa pensiun.

4. Kesehatan mulai terganggu dan berbagai penyakit justru muncul di hari tua, ditambah biaya berobat semakin mahal.

5. Terpaksa meminta bantuan finansial ke anak sekalipun tadinya tidak dikehendaki.

Kelima fakta pahit pekerja di masa pensiun pasti terjadi. Akibat saat bekerja tidak mau menabung untuk hari tua. Tidak punya dana pensiun yang didedikasikan khusus untuk masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Menyesal, karena saat masih bekerja diberi tahu untuk menabung untuk hari tua masih ngeyel. Selalu mencari-cari alassan untuk tidak menabung dan lebih gemar menghabiskan uang secara konsumtif. Inflasi tiap tahun sama sekali diabaikan. Maka fakta pahit di masa pensiun pun terjadi. Survei yang membenarkan. Bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan. Artinya 70% pensiunan yang ada saat ini tidak punya uang yang cukup untuk biaya hidupnya.

Fakta pahit pekerja di masa pensiun kian menjadi. Akibat mengidap penyakit "post power syndrome". Sebuah kondisi kejiwaan yang serius akibat pensiun, berhenti dari dunia kerja atau kehilangan kekuasaannya. Fisiknya jadi terganggu, emosinya tidak stabil, dan perilakunya jadi pemurung -cepat marah. Maklum saat pensiun sudah tidak punya gaji, tidak punya pengaruh. Di tambah tidak punya uang. Post power syndrome, sama sekali tidak dapat dianggap enteng. Maka setiap pekerja, harus berani mengambil sikap untuk mempersiapkan hari tua yang nyaman. Masa pensiun yang tetap Sejahtera seperti waktu bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun