Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangka dan Akhlak di Taman Bacaan

4 November 2023   07:56 Diperbarui: 4 November 2023   07:58 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Buah semangka lagi viral jadi simbol perlawanan, sekaligus kepedulian terhadap Palestina. Sementara politisi dan partai politik lagi sibuk meraih simpati publik. Hingga anak muda mengaku masih "ingusan" tapi berani-beraninya maju untuk meraih kekuasaan. Semuanya berujung kepada akhlak. Tentang tingkah laku, perangai, atau tabiat seseorang. Dorongan untuk melakukan suatu perbuatan, itulah akhlak. Jadi, semangka itu hanya simbol akhlak tentang kepedulian.

Dalam riwayat, suatu kali ada seorang laki-laki datang ke Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan apa amalan yang paling dicintai oleh Allah?" Maka Rasulullah SAW bersabda, "Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya".

Ternyata, masih kata Rasulullah SAW, berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i'tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Serta barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka (HR. Ath Thabrani 6/139).

Maka jelas, siapa orang yang paling Allah cintai? Mereka adalah orang yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Entah dari hartanya, entah dari ilmunya, entah dari waktunya, entah dari kehadirannya. Dan salah satu jalan agar bisa dicintai Allah adalah dengan memberikan banyak manfaat kepada sesama. Lalu, kenapa masih belum mau dicintai pemilik dunia dan seisinya?

Lalu, amal apa yang paling Allah cintai? Atau amalan apa yang berat bobotnya? Jawabannya, hanya empat, yaitu 1) senangkan hati orang lain, 2) hilangkan kesusahannya, 3) bayarkan utangnya, dan 4) hilangkan kelaparannya. Maka hati-hati dalam hidup, bila bertindak kebalikannya. Hati-hati bila 1) membuat orang lain sedih, 2) justru membuat orang lain susah, 3) malah menambah utangnya, dan 4) malah membuat lapar orang lain. Itu bukan perkara kecil, karena semua akan "menyerang balik" kepada pelakunya.

Karena itu, adalah akhlak terpuji. Bila mau peduli dan membantu orang lain agar senang. Perbanyaklah menemani orang lain di saat susahnya. Ikhtiarlah untuk menahan amarah dalam keadaan apapun. Karena di dalamnya ada dua kebaikan, 1) ditutipi aibnya dan 2) dibuat ridho.

Ketahuilah, di saat orang sedang susah, biasanya semua orang menjauh. Semua orang mencibir bahkan menggibahinya. Orang-orang yang senang di kala saudaranya susah. Sementara yang orang yang susah hanya diam. Mungkin sambil menahan amarah. Maka selalu ada akhlak yang menyertai dari setiap perbuatan. Baik atau buruk, tergantung orangnya.

Jadi, peduli dan membantu orang lain itu bukan beban. Justru kebutuhan atau kesusahan orang lain menjadi ladang amal untuk kita. Agar bisa menyelamtkan kita dari api neraka. Karenanya, bantu orang lain sampai urusannya selesai. Niatkan karena Allah, itu sudah cukup. Terserah orang lain mau omong apa?

Sama sekali tidak perlu bikin masalah dengan orang lain. Jangan buang waktu untuk bertikai dengan orang lain. Tidak ada gunanya, tidak penting pula. Lebih baik fokus memperbanyak amal dan bekal sebelum mati. Karena siapapun, pasti akan mati.

Lebih peduli kepada orang lain, membantu sesama, dan menyenangkan hati orang lain. Itulah spirit Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya untuk menyenangkan orang lain melalui buku-buku bacaan. Tempat membaca yang mampu mengisi hari-hari anak-anak di luar jam sekolah. Taman bacaan yang dijadikan ladang amal, itulah akhlak yang tersirat di dalamnya. Sementara orang di luar sana, tidak sedikit yang gemar bertikai dan membenci. Tanpa mau berbuat baik kepada sesamanya. Terus mau jadi apa? Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun