Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngopi Dulu Asal Sudah Waktunya, Jangan Terprovokasi Soal Pilpres

1 November 2023   08:37 Diperbarui: 1 November 2023   09:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sahabat mungkin hampir lupa. Ngopi itu bukan karena tempatnya. Tapi asal sudah waktunya, ngopi dulu. Pagi siang sore atau malam, asal sudah waktunya tiba. Ngopi dulu sambil rileks sejenak. Jangan ngopi karena terpaksa, apalagi sedang benci.

Banyak yang menyangka, ngopi itu sekadar minuman. Salah besar, ngopi itu gaya hidup yang mampu memberi pelajaran. Karena kopi tidak pernah berdusta atas nama rasa. Pahit ya pahit, manis ya manis. Bahkan pada secangkir kopi, yang hitam tidak selalu kotor. Manis tidak selalu bahagia. Seperti hidup, rasa kopi pahit dan manis itu biasa. Tinggal cara kita menyikapinya saja.

Orang-orang yang suka ngopi, punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Punya kekurangan pun tidak usah diperdebatkan. Biasa saja, namanya juga hidup. Pasti ada lebih dan kurang. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, ngopi dulu saja.  Nikmati tiap teguk secangkir kopi. Asal sudah waktunya tiba, ngopi dulu.

Musim pilpres begini, tidak usah terlalu fanatik. Apalagi sampai merendahkan orang lain. Jangan terprovokasi soal pilpres. Biasa saja, bila suka tinggal coblos. Bila tidak suka ya jangan dicoblos. Seperti kaum penikmat kopi juga begitu. Asal sudah waktunya ngopi. Saat pesan kopi, pelayannya jutek atau santun tidak masalah. Tidak usah gelisah, yakinlah apa yang kita perbuat pasti akan kembali kepada kita. Kita baik ya akan baik selanjutnya. Kita jahat ya akan jahat seterusnya. Sederhana sekali.


Memang harus hati-hati. Saat ngopi, ada saja orang jahat yang berbicara baik. Ada pula orang yang tidak punya aksinya tapi bilangnya sudah berbuat banyak. Karena penikmat kopi kadang pandai merekayasa cerita. Bahkan tidak sedikit kaum penikmat kopi rajin bergibah. Berbeda dengan kopi yang selalu apa adanya. Karena kopi yakin, akan menemukan penikmatnya sendiri. Kopi pahit atau manis pasti ada yang memesannya.

Maka asal sudah waktunya, ngopi dulu. Ngopi itu bukan soal harga atau tempat. Tapi bila waktunya tiba, ngopi dulu saja. Karena aroma khas kopi begitu menenangkan penikmatnya. Rileks dan mencerahkan. Karena dalam hidup, tidak ada soal yang serius apalagi membelenggu. Karena apapun yang terjadi semua sudah kehendak-Nya.

Ngopi dulu saja, biar tetap apa adanya bukan ada apanya. Sambil bersyukur atas karunia Allah SWT. Salam literasi #PegiatLiterasi #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun