Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Buku Selalu Setia di Sampingmu?

21 Oktober 2023   08:51 Diperbarui: 21 Oktober 2023   08:57 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak yang sudah lupa. Bahwa buku adalah salah satu hadiah terbesar yang dapat digunakan untuk mengubah diri sendiri, bahkan dunia di sekelilingnya. Buku yang mencerahkan, dengan bahasanya yang universal. Buku pun bisa menginspirasi siapapun, tanpa peduli latar belakangnya.

Dunia kan pasti berubah. Perubahan pun sebuah keniscayaan. Bila percaya itu, maka hanya buku yang bisa merangkul perubahan. Untuk menjadi lebih baik, lebih positif ke depannya. Hanya buku yang mengingatkan. Bahwa hidup itu terlalu singkat. Jadi untuk apa-apa menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak penting?

Buku  bukan hanya lembaran kertas. Tapi juga cermin, yang menunjukkan kepada pembacanya. Bahwa ada cara baru, untuk meraih harapan - impian, bahkan mengusir ketakutan. Buku sebagai cara terbaik untuk belajar, memperbaiki diri. Sebagai jalan untuk berpikir optimis tentang apapun.

Seperti puluhan anak-anak usia sekolah di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunungg Salak Bogor. Yang kini sudah terbiasa membaca buku, lebih akrab dengan buku bacaan. Tanpa ada lagi yang menggerakan, asal sudah waktunya sudah harinya. Maka mereka berduyun-duyun melangkah ke taman bacaan. Selain untuk membaca buku, mereka pun saling berinteraksi dalam balutan rak-rak buku. Anak-anak yang masih mau membaca buku di era digital. Karena mereka percaya, Bahwa buku adalah penangkal terbaik untuk suasana hati yang buruk. Hanya buku yang tetap berani menemani, ketika tidak ada lagi orang lain yang membacakannya. Ketika tidak banyak lagi orang-orang yang peduli pada buku dan taman bacaan.

Bila buku adalah teman yang paling tenang dan setia. Maka tidak ada alasan untuk tidak membaca atau menulis. Berapapun uang di dompet kita, berapapun usia kita. Hanya buku yang masih rela jadi teman perjalanan yang menyenangkan. Hanya buku yang tanpa pamrih selalu setia di sampingmu.

Teruslah membaca, di mana pun kita berada. Apapun alasannya. Karena buku, semuanya bisa berubah, bisa jadi lebih baik dan bijaksana. Ketahuilah, kehebatan di dunia bukan terletak pada omongan kita. Tapi dari kata-kata yang tertulis di atas kertas. Bacalah ... Salam literasi #BukuBacaan #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun