Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maafkan Kakek, Elena

18 September 2023   11:18 Diperbarui: 19 September 2023   10:55 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja kian temaram, menyelimuti langit di kaki Gunung Salak. Usiaku yang kian menua, membuat langkah tidak lagi sekuat dulu. Sementara Elena terus berlari ke sana ke mari. Hampir tidak ada lelah, bahkan sakit sekalipun. Anak perempuan yang selalu energik. Pantang menyerah dalam kondisi apapun.

Menggunakan gaun putih bak cinderella. Menegur sapa ayah-ibunya. Memberi senyum indah untuk Om dan tantenya, bahkan semua orang di sekitarnya. Gadis mungil nan lugu, berulang-ulang menjajal sepatu kesukaan pilihannya. "Aku dong punya sepatu baru. Gimana bagus nggak sepatuku" lantang Elena dengan bangga.

"Woww, bagus banget sayang. Elena cantik banget pakai sepatu itu" sambutku penuh suka cita. Tatapan mata Elena yang hangat pun melayang ke sekelilingnya. Menggemaskan lagi mengharukan. Elena yang melabuhkan seutas senyum cinta untuk siapapun.

Hingga di suatu malam, Elena pun belum lagi mau tidur. Ia menungguku, sang kakek beruban yang terlalu mencintainya. Seperti sabar, menunggu jadi cermin sosok si gadis mungil Elena. Apapun keadaannya, Elena tidak pernah gelisah apalagi resah. Selalu sabar dan mau menunggu sang kakek.

Jarum jam terus berputar, malam pun kian larut. Elena masih terduduk di ruang tamu. "Ke mana sih kakek, kok belum pulang. Aku ngantuk" begitu kata Elena kepada ayahnya.

"Iya Nak, mungkin kakek masih di jalan. lebih baik Elena bobo dulu ya, nanti ayah beri tahu kakek ya" kata ayah Elena. Menunggu dalam diam, Elena pun terbaring di sofa ruang tamu. Menunggu sang kakek yang belum juga pulang. Entah, sampai kapan Elena menunggu.

Tepat pukul 23.00 WIB, sang kakek pun tiba.  Dengan penuh semangat, memanggil sang cucu, "Elena Elena, ini kakek bawakan boneka indah untuk kamu. Hadiah terindah dari kakek sayang" tuturku.

"Elena, di mana kamu? Elenaaa ...." Dan ternyata, Elena tengah terlelap tidur di sofa ruang tamu sambil menungguku. Terpancar dari wajahnya, cucuku Elena sedang menyimpan rasa rindu untuk sang kakek. Elena yang masih tetap menunggu.  

"Maafkan Kakek, Elena"
Kini, aku menyesal. Telah membuat cucuku menunggu. Sepi dari si gadis mungil yang pernah mengisi hari-hariku. Selalu menguak rindu. Elena, sosok yang selalu bikin kangen setelah direlakan menjauh.

*****
Siang ini, matahari kian meninggi. Panas pun menyinari. Hingga membuatku terbangun dari mimpi tentang Elena, cucu kesayanganku. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Elena Tavisha Saqeenarava binti Fahmi Rifli Pradana pun telah pergi pada Minggu, 17 September 2023 dalam usia 28 hari. Terlahir sebagai bayi prematur pada 19 Agustus 2023 di RS Hermina Depok bersama sang adik tercinta, Aleena. Siang ini, Elena benar-benar menungguku di alam kuburnya. Selamat jalan cucu kesayanganku, Elena. Alfatihah, always love you #RipElena #CatatanSeorangKakek #DukaSangKakek - Depok, 18 September 2023

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun