Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

70% Persoalan Taman Bacaan Ada di Eksekusi

9 September 2023   21:43 Diperbarui: 9 September 2023   21:44 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus ada apa di taman bacaan dan gerakan literasi?

Secara fisik, tentu harus ada anak, ada buku, ada tempat, ada program-event, dan ada relawan. Secara nonfisik ya harus ada komitmen, ada konsistensi, dan ada dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat. Bila semuanya ada pun, ternyata 70% masalahnya ada di eksekusi. Bukan di rencana, bukan pula di diskusi. Soal bagaimana men-deliver rencana ke aksi nyata di taman bacaan. Setiap hari, setiap minggunya.

Eksekusi berarti praktik baik. Maka TBM Lentera Pustaka selalu menjaga dan meningkatkan kapasitas eksekusi pada 15 program literasi yang dijalankannnya. Mulai dari TAman BAcaan (TABA), GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), KElas PRAsekolah (KEPRA), MOtor BAca KEliling (MOBAKE), Koperasi Simpan Pinjam, Ramah Difabel, RAjin menaBUng (RABU), DONasi BUKu (DONBUK), LITerasi DIGital (LITDIG), LITerasi FINansial (LITFIN), dan sebagainya. Setelah 6 tahun beroperasi, tidak kurang dari 200 anak-warga pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

Karena eksekusi dan praktik baik, pastinya mampu jadi "energi" yang menggerakkan aktivitas taman bacaan dan gerakan literasi secara nyata. Bahkan mampu mengundang pihak-pihak korporasi untuk peduli dan berkontribusi nyata melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Tanpa eksekusi dan praktik baik, maka taman bacaan bukan apa-apa bahkan sulit untuk bisa bertahan. Maka carilah cara kreatif dan adaptif untuk meningkatkan kapasitas eksekusi dan praktik baik di taman bacaan-gerakan literasi, di mana pun.

Dan di TBM Lentera Pustaka terbukti, tidak ada teori paling benar di taman bacaan dan gerakan literasi. Karena tiap taman bacaan punya kondisi dan aset lingkungan yang berbeda-beda. Bahwa 70% taman bacaan ada di eksekusi, bukan diskusi. Hingga pada akhirnya, hanya eksistensi dan praktik baik taman bacaan itulah yang menjadi "rekam jejak" secara nyata, dan mampu ditelusuri secara digital. Maka terus perkuat eksekusi dan praktik baik. Untuk selalu "ubah biat baik jadi aksi nyata". Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun