Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seliter Beras untuk Gerakan Berantas Buta Aksara di Kaki Gunung Salak

4 September 2023   21:55 Diperbarui: 4 September 2023   21:59 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Salah satu keunikan GErakan BERantas Buta aksaRA (GEBERBURA) TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak adalah memberikan seliter beras kepada kaum ibu warga belajar berantas buta aksara. Setelah belajar baca-tulis selama 1,5 jam di hari Minggu, kaum ibu warga belajar yang hadir selalu diberikan "hadiah" seliter beras atau mie instan. Tujuannya,  agar kaum ibu warga belajar rajin datang untuk belajar. Maklum, kegiatan belajar berantas buta aksara tidak rapor atau kenaikan kelas. Jadi, sangat rentan kaum ibu warga belajar tidak datang lagi. Siapa bilang ibu-ibu buta aksara tidak sibuk?

Diajar oleh wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka, kaum ibu warga belajar dilatih terus untuk bisa membaca dan menulis. Jangan sampai di zaman yang katanya digital, masih ada kaum buta aksara. Melalui gerakan berantas buta aksara inilah, TBM Lentera Pustaka membuktikan kiprah nyata dalam pemberantasan buta askara secara konkret. Aksi nyata untuk membebaskan kaum ibu dari belenggu buta huruf.

Selain belajar baca-tulis, kaum ibu buta aksara juga diberi motivasi sederhana. Misalnya untuk bersikap selalu menerima realitas dan tidak usah memaksa diri bila punya keinginan. Bila punya uangnya sedikit ya tidak usah banyak keinginan. Tapi belanjakan saja secukupnya, di samping tetap bersyukur atas karunia Allah SWT. Bila sudah jadi kebiasaan sehari-hari, apa masalahnya tidak punya uang? Maka, jangan punya banyak keinginan. Sudah bisa belajar baca-tulis dan ada yang mau mengajarkan pun sudah cukup.

Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka selalu memberi motivasi kepada kaum ibu warga belajar. Agar para ibu tetap semangat belajar baca-tulis di taman bacaan. Mumpung masih ada yang mau mengajar dan ada tempat untuk belajar. Tidak usah malu apalagi gengsi. Biarkan saja orang lain mau ngomong apa, asal tetap rajin datang untuk belajar. Karena dalam hidup, ada hal-hal yang bisa dikendalikan kita. Apapaun alasannya, kita sama sekali tidak bisa mengontrol pikiran dan perkataan orang lain. Jadi, rileks saja dan tetap realistis.

 "Jadi Ibu-ibu, tetaplah belajar sepenuh hati. Jangan buang waktu untuk yang tidak perlu. Nggak usah berharap dapat tepukan tangan dari orang lain. Tapi hiduplah dengan cara-cara yang baik. Paham Bu? Mari kita lanjutkan Bu ... b-a = ba c-a = ca .... Baca" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka.

Belajar dari proses belajar di gerakan berantas buta aksara TBM Lentera Pustaka, jangan habiskan waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Kerjakan saja apapaun selagi baik dan bermanfaat untuk orang lain. Salam literasi! #Geberbura #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun