Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pentingnya Akses Digital untuk Tingkatkan Penetrasi Pasar DPLK

24 Agustus 2023   07:55 Diperbarui: 24 Agustus 2023   08:00 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: PensiunQ
Sumber: PensiunQ

Mungkin, banyak orang sudah tahu dan paham akan pentingnya DPLK sebagai sarana untuk memelihara kesinambungan penghasilan di hari tua. Agar dapat memenuhi kebutuhan hidup di saat tidak bekerja l;agi, di samping untuk mempertahankan standar gaya hidup di masa penisun seperti saat masih bekerja. Apalagi DPLK mememiliki keunggulan yang tidak dimiliki produk keuangan lainnya, yaitu 1) adanya kepastian dana untuk hari tua, 2) adanya hasil investasi yang optimal karena bersifat jangka panjang, dan 3) melatih diri untuk "sedia payung sebelum hujan", menabung sedikit saat bekerja sebelum masa pensiun tiba. Jadi, apa alasannya tidak punya dana pensiun seperti DPLK?

Bagi Perusahaan atau pemberi kerja, memiliki program DPLK sudah pasti menguntungkan. Selain adanya kepastian dana untuk membayar uang pensiun atau uang pesangon pekerja sebagai kompensasi pascakerja, juga untuk menjaga "cash flow" perusahaan agar tetap sehat. Sementara untuk pekerjanya, tentu DPLK bisa jadi jaminan ketersediaan dana untuk hari tua, di samping dapat menjadi variabel pengurang pajak penghasilan (PPh 21). Maka selain edukasi yang berkelanjutan, DPLK sangat membutuhkan akses digital agar lebih "dekat" dengan pekerja dan Masyarakat.

Digitalisasi dana pensium, cepat atau lambat, sulit dihindari. Akses digital DPLK sangat diperlukan saat ini. Selain untuk menyajikan data dan informasi yang akuran, akses digital diperlukan untuk mempercepat proses dan layanann di DPLK. Memang digitalisasi pensiun butuh biaya besar di depan. Tapi sangat efisien dan efektif untuk untuk jangka panjang. Dan yang paling penting, dapat menjadi "sarana" penjualan untuk meningkatkan kepesertaan dan menambah aset keloaan DPLK itu sendiri.

Berdasarkan success story di berbagai bidang, pemanfaatan akses digital sangat penting untuk 1) kemudahan akses, 2) akurasi data peserta, 3) melihat peluang dan tantangan berdasarkan segmen pasar, 4) menyederhanakan proses bisnis namun tetap efektif, 5) meningkatkan kualitas pekerjaan, 6) mempercepat proses pengambilan keputusan, 7) lebih mudah meraih target pasar, dan 8) menjadi media edukasi yang intensif. Oleh karena itu, industri DPLK sangat membutuhkan digitalisasi pensiun.

Jadi, sudah saatnya DPLK menuju "digitalisasi pensiun" untuk memberi kemudahan akses public untuk memiliki program DPLK. Agar kerja yes, pensiun oke. Dan esok jangan ada lagi pertanyaan setelah edukasi, "ke mana saya bisa membeli DPLK secara online?". Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #EdukasiDanaPensiun

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun