3. Melatih kesabaran saat membaca buku dan berada di taman bacaan. Selama dua jam penuh selalu dekat dengan buku dan menahan diri untuk tidak main atau nongkrong.Â
4. Gemar berbuat baik kepada orang lain melalui interaksi sosial, di samping melatih kerja sama dengan teman sebaya
5. Mendapatkan motivasi dan nasihat baik dari pengelola taman bacaan, wali baca atau relawan sebagai bagian penting yang diharapkan orangtua untuk anak-anaknya.Â
Bergumul di taman bacaan bukan hanya baik. Tapi dapat melatih keseimbangan jiwa dan pikiran anak-anak usia sekolah. Sehingga tercermin dalam perilaku sehari-hari yang positif. Terhindar dari aktivitas dan hal-hal yang negatif atau tidak bermanfaat.
Maka selalu ada senyum saat anak-anak bergumul di taman bacaan. Bahkan orang-orang dewasa yang peduli terhadap taman bacaan pun tergerak untuk selalu berpihak pada kebaikan dan kemanfaatan.Â
Taman bacaan sebagai ladang amal untuk semua orang. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, "Janganlah engkau meremehkan sekecil apapun kebaikan, walau dengan wajah ceria kala bertemu saudara (HR. Muslim: 2626).
Bergumul di taman bacaan, tentu bukan untuk mengejar kesempurnaan. Tapi bertahan di jalan kebaikan dan kemanfaatan untuk orang lain. Agar siapapun yang ada di taman bacaan dapat "menemukan sendiri" jalan untuk memperbaiki diri kualitasnya. Agar tidak mudah menghakimi atau menilai orang lain tanpa bisa menilai diri sendiri.
Karena faktanya hari ini. Banyak orang sibuk bicara sampai lupa mendengarkan. Banyak yang sibuk ingin jadi orang besar hingga lupa jadi orang baik. Terlalu mudah merendahkan orang lain tanpa mau merendahkan hati diri sendiri. Maka di situ, siapapun sangat butuh untuk lebih banyak membaca dan bergumul di taman bacaan.Â
Salam literasiÂ
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H