Akhlak, di mana-mana gampang dibicarakan. Tapi akhlak pula yang paling sulit dijaga. Ya, akhlak itu soal tabiat atau sifat seseorang. Sumber perilaku atau perbuatan, ada di akhlak.
Maka penting, memperhatikan akhlak kita bukan akhlak orang lain (mereka). Pergaulilah manusia dengan akhlak kita, bukan dengan akhlak mereka (orang lain). Soal kepedulian, etika atau logika sangat bergantung pada akhlak kita. Uruslah akhlak diri sendiri, sebelum mengurusi akhlak orang lain.
Prinsip akhlak sederhana. Apapun niatkan yang baik, ikhtiarkan dengan baik, dan doakan yang baik. Selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja untuk kita. Bukan karena omongan tapi karena akhlak kita. Jangan pernah lelah untuk berbuat baik kepada orang lain. Pun jangan menyesali waktu dan pengabdian yang kita berikan untuk membahagiakan orang lain. Biarpun orang lain itu tidak berterima kasih kepada kita. Tidak apa-apa.
Akhlak baik itu pula yang ditebarkan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Dari mulai mengurus taman bacaan, membimbing anak-anak yang membaca, mengajar calistung kelas prasekolah, memberantas buta aksara, membebaskan kaum ibu dari rentenir, yatim dan jompo binaan, hingga sediakan akses buku bacaan via motor baca keliling. Semua yang baik dikerjakan, tanpa peduli apa kata orang. Pijakannya, akhlak kita bukan akhlak orang lain.
Akhlak kita, selalu mengingatkan pentingnya muhasabah. Introspeksi diri. Agar tidak menghakimi orang lain dengan standar pikiran kita. Agar tidak memvonis buruk orang lain tanpa tahu masalahnya. Akhlak kita yang harus dijaga, bukan akhlak orang lain. Jangan pernah terpancing oleh intimidasi dan akhlak orang lain untuk berbuat salah atau menyalahkan kita. Cukup jaga akhlak kita, akhlak diri sendiri. Jauhkan rasa benci dan iri dengki dari dada kita terhadap siapapun.
Akhlak yang mengajarkan. Bahwa sukses itu bukan hanya saat kita bisa mencapai apa yang diinginkan. Tapi, saat kita bisa melihat senyum orang lain karena keinginannya yang tercapai. Sukses itu ada akhlaknya, bukan banyak omongnya.
Akhlak di taman bacaan. Pergaulilah manusia dengan akhlak kita, bukan dengan akhlak mereka (orang lain), jangan lelah untuk terus berbuat baik kepada orang lain. Jangan pula menyerah atas prasangka buruk orang lain kepada kita. Jaga akhlak kita, jangan jaga akhlak orang lain.
Akhlak kita menyuruh untuk tidak bergantung kepada orang lain. Akhlak pula yang membatasi bahwa kita tidak bisa mengontrol niat  dan sikap orang lain, mau seperti apa? Bergantunglah kepada Allah SWT sepenuh hati. Agar tetap istikomah untuk ber-akhlak indah di mata-Nya.
Yakinlah, hari ini bila belum ada orang lain di muka bumi yang menghargai niat dan ikhtiar baik kita, maka di langit sana ada Allah SWT yang selalu mencatat perbuatan baik kita.
Akhlak kita, fokusnya ada pada muamalah dan hari nantinya sebagai bukti patuh kepada-Nya. Tidak usah fokus pada orang lain atau benda. Biarkan mereka dengan akhlak mereka sendiri. Kita, cukup jaga akhlak kita. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H