Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Bacaan Egaliter di Bogor, Selalu Kampanyekan Ayo Baca

25 Juni 2023   13:34 Diperbarui: 25 Juni 2023   13:44 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Salah satu cara meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor selalu menggelar "Kampanye Ayo Baca". Sambil membawa buku bacaan, sekitar 50-an anak dan orang tua berkeliling kampung untuk mengkampanyekan pentingnya membaca buku seperti yang terjadi pada Minggu, 25 Juni 2023. Selain untuk mensosialisasikan pentingnya membaca buku di taman bacaan., kampanye ayo baca juga menjadi cara sederhana mengajak anak-anak lain dan masyarakat untuk "dekat" dengan buku.

Kampanye ayo baca dilakukan sebulan sekali di TBM Lentera Pustaka dengan bimbingan wali baca dan relawan selama dalam perjalanan. Jarak tempuh berjalan kaki bisa mencapai 1 -- 1,5km atau memakan waktu 20-30 menit berjalan kaki. Aktivitas literasi ini pun menjadi realisasi dari taman bacaan untuk lebih inklusif. Sebuah aktivitas taman bacaan yang melibatkan anak-anak pembaca dan orang tua untuk mendukung kegiatan membaca buku di masyarakat.

Taman bacaan yang inklusif, pada dasarnya memang harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua elemen masyarakat dan anak-anak untuk terlibat secara aktif. Sesuai dengan peran dan kontribusinya masing-masing, tanpa membedakan latar belakang anak. Seperti anak-anak difabel yang ada di TBM Lentera Pustaka pun ikut terlibat dan diperlakukan egaliter, seperti anak-anak pada umumnya.

Patut diketahui, setelah 6 tahunn berjalan, TBM Lentera Pustaka melalui tagline "Baca Bukan Maen" telah menjalankan 15 program literasi. Diantaranya adalah TAman BAcaan (TABA) dengan 100-an anak pembaca aktif dari 3 desa, GERakan BERantas BUta aksaRA (GEBEBURA) dengan 9 ibu warga belajar, KElas PRAsekolah (KEPRA) dengan 26 anak, TBM Ramah Difabel, YAtim BInaan (YABI) dengan 14 anak yatim, JOMpo BInaan (JOMBI) dengan 12 kaum jompo, Koperasi Lentera dengan 25 anggota, dan MOtor BAca KEliling (MOBAKE) atau motor pustaka yang giat keliling kampung menyediakan akses bacaan. Beroperasi 6 hari dalam seminggu, kini TBM Lentera Pustaka melayani tidak kurang dari 200 orang sebagai pengguna layanan setiap minggunya dengan dukungan 5 wali baca dan 12 relawan.

Melalui kampanye ayo baca, TBM Lentera Pustaka pun bertekad untuk terus mensosialisasikan pentingnya membaca buku sam bil mengajak anak-anak yang belum bergabung ke taman bacaan. Tanpa memandang kondisi anak, tanpa diskriminasi. Sebagai cerminan taman bacaan masyarakat yang inklusif. Karena tanpa baca, siapapun akan merana. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun